MENGOBATI HATI YANG SAKIT : UJUB #2
Kitab Akhlaq wa Siyar. Karya Ibnu Hazm al-Andalusy rahimahullah.
Penjelasan oleh Ustadz Aris Munandar hafizhahullahu.
Nasihat #173 halaman 156-157
Dan adapun membicarakan keburukan orang lain maka ini tidak boleh sama sekali. Wajib bagi kita menjauhinya kecuali 2 hal :
1. Menasihati orang yg di khawatirkan mendapat gangguan dari keburukan orang lain. Dikhawatirkan menjadi korban jika kita tidak memberitahukannya.
2. Untuk menasihati orang yg kagum dg dirinya sendiri, namuuun.. Harus di sampaikan di depannya langsung tidak di belakangnya.
Katakanlah pada orang yg kagum pada dirinya sendiri :
"Merenunglah atas semua keburukan-keburukanmu, janganlah membandingkan dirimu dengan orang-orang yang lebih buruk darimu karena jika demikian kau akan meremehkan aib-aib mu. Dan kau akan jadi pengekor orang yg jelek."
"Padahal taqlid buta pada sutu madzab/ulama adalah tercela apalagi taqlid pada orang-orang yg buruk.
"Bandingkan dirimu dg orang yg lebih mulia dari padamu. Maka hancurlah semua ujub di dirimu. Karena dampak ujub adalah meremehkan orang lain dan ini adalah suatu kesombongan. Padahal bisa jadi diantara orang yg kau rendahkan ada orang yg lebih baik daripada mu."
" Jika kau merendahkan orang lain dg cara tidak benar yakni ujub dan sombong, maka orang lain akan merendahkan mu dg cara yg benar (karena kesombongan mu)."
Dan Allah berfirman :
"Dan balasan keburukan adalah keburukan yang semisal" QS. Asy-Syura 38
Ujub tidak hanya mendatangkan balasan keburukan tapi juga mengundang murka Allah (dan murka itu lebih dari marah. Inilah ancamannya).
Penjelasan tambahan Ustadz.
Beda ujub dengan sombong :
Ujub bisa menimpa seseorang tanpa butuh orang lain. Sedang sombong butuh maful biih (objek) untuk membandingkan. Karena sombong artinya merasa lebih baik dari orang lain.
Sehingga manusia yg hidup di suatu planet yg itu tidak ada orang lain selain dia, bisa terjangkit ujub.
Semoga Allah selamatkan hati-hati kita dari penyakit hati ujub. Dan pada akhirnya Allah lah satu-satunya tempat kita memohon ampunan.
===============
Pada paragraf tentang "katakanlah pada orang yg bangga pada dirinya sendiri...." Hingga akhir paragraf,
Sekaan itu memang untuk saya, agar lebih hati-hati, waspada, lebih merenung. Juga sebagai pelajaran bahwa hati manusia itu sangat lemah, lebih mudah kotor dari kapas, jadi ketika ada kebaikan orang lain, jangan memujinya di depannya, doakan lah ia tanpa sepengetahuannya karena itu yg lebih menyelamatkan dia dan diri kita.
Hati mana yg terjamin lurus niatnya kalau dipuji. Padahal apapun kebaikan yg kita bisa lakukan semata-mata atas pertolongan Allah. Aib-aib kita yang tak terhitung, yg itu tidak diketahui orang lain, semata-mata atas karunia Allah yang menutupinya.
Lantas apa yang bisa kita UJUB kan, apa yg bisa kita sombongkan?
Kita lahir dari tempat yg bawah, hidup membawa kotoran di perut, mati pun juga menjadi kotoran nantinya hingga harus dikubur dalam-dalam agar tidak bau.
Duhai diri, mohon ampunlah atas ujub-ujubmu yg bahkan kadang kau tidak tau bahwa kau telah ujub. Jangan sampai, jangan sampai ujub itu, sombong itu, merasa sudah pintar itu, merasa sudah kaya dan cukup itu menjadi penyebab murkanya Allah padamu.
Pogung, Jogja 11 Muharram 1441H
-Yang mengharap ampunan Allah.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar