MENGOBATI HATI YANG SAKIT : UJUB #1
Kitab Akhlaq wa Siyar. Karya Ibnu Hazm al-Andalusy rahimahullah.
Penjelasan oleh Ustadz Aris Munandar hafizhahullahu.
Nasihat #172 halaman 155
Barangsiapa yg diberi ujian dengan memiliki penyakit ujub hendaknya memikirkan (mencari-cari, nge list) kekurangan diri sendiri.
Jika malah terkagum-kagum (atas kekurangan yang dimiliki karena menganggap itu baik baginya, dan tidak masalah) maka ini adalah ciri akhlaq yg rendah.
Namun.. Jika sudah mencari-cari kekurangan diri, tapi tidak terlihat dimatanya secara keseluruhan justru menyangka tidak ada celah pada dirinya, yakinlah itu adalah musibah abadi.
Dan itu adalah kejelekan yg sempurna dari manusia, ujub yg paling parah, lemahnya akal (tidak bisa membedakan).
Tingkatan orang tentang pengenalan aib diri ada 2 :
1. Bodoh
Yakni lemah daya nalarnya sampai tidak bisa mengetahui aibnya sendiri.
2. Dungu
Lebih dari bodoh, yakni menganggap aib nya adalah sifat positiv. Tidak tau informasi tentang dirinya sendiri. Dan inilah kejelekan paling parah di muka bumi.
Karena kebodohan dan kedunguan inilah yg menyebabkan manusia berbangga dengan aib diri. Membanggakan diri dg zinanya, homo, mencuri, dzolim.
Ustadz menjelaskan,
Banyak orang zaman ini bangga gonta ganti pasangan (saya berfikir apakah ini juga sama dg pacaran karna konteksnya umum), bangga LGBT (saya berfikir : sampai minta diizinkan dg dalih HAM), bangga sudah banyak mencuri tapi tidak ketahuan, bangga sudah nempeleng orang dll.
Ketahuilah tidak ada manusia yg selamat dari kekurangan kecuali para nabi sholawatullah wa salam ajmain.
Barangsiapa yg menampakkan ke-ujub-annya maka jatuhlah martabatnya dan terhinalah dia, semua kehinaan terkumpul padanya.
Maka hendaklah memperbaiki dirinya dg terus mencari kekurangan diri. Sibuklah dg hal itu. Maka ujub akan menjauh.
Karena, kejelekan pada orang lain tidak akan membahayakanmu baik dunia dan akhirat.
Tidak ada kemuliaan dari mendengar /mengetahui aib orang kecuali 1 hal yaitu mengambil pelajaran agar terhindar darinya.
============
Di awal Ustaz menasihati "Barangsiapa berbangga dengan kepandaiannya, dengan hartanya dll maka obatnya adalah membuat list kekurangan-kekurangan diri"
Artinya apa? Hatinya telah sakit.
Juga paragraf terakhir Ibnu Hazm inilah yg sangat dalam, yg perlu di garis bawah adalah kata "لسماع", bukan "النطق". Hanya mendengar keburukan orang lain, bukan membicarakan. Ini beda jauh. Dan inilah penyakit lain yg diderita manusia, ghibah, padahal tau itu dosa besar yg kelak pasti akan diminta tanggungjawab di akhirat jika di dunia tidak selesai.
Bersambung di Part 2
Pogung, Jogja, 11 Muharram 1441H
Ummu Ukkaasyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar