Meneladani Para Salaf di Bulan Ramadhan #4
Lanjutan part #3
5. Bersungguh-sungguh dalam membaca Al Quran
Bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran, sudah selayaknya kita memperbanyak ibadah dengan membaca Quran. Para salafpun juga demikian, mereka memberikan perhatian besar terhadap Al Quran di bulan Ramadhan, contohnya:
- Utsman bin Affan, mengkhatamkan Quran setiap satu hari sekali. Sebagian salaf ada yang mengkhatamkan Quran 3 hari sekali, 7 hari sekali atau 10 hari sekali. Mereka mengkhatamkan Quran baik ketika di dalam sholat ataupun di luar sholat.
-Imam Syafi’I, di bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan Quran sebanyak 60 kali, 1 hari 2x khatam.
-Aswad mengkhatamkan Quran setiap 2 malam sekali.
-Qotadah mengkhatamkan Quran setipa 3 hari sekali di awal Ramdahan, namun jika di akhir Ramadhan beliau khatamkan Quran setiap malam.
Az Zuhri, jika masuk bulan Ramadhan beliau meninggalkan majelis pembacaan hadits atau majelis ilmu dan fokus pada tilawah Quran, begitu pula Sufyan Ats Tsauri jika masuk bulan Ramadhan beliau meninggalkan jamaah dan memfokuskan perhatiannya pada kegitan membaca Al Quran. Tapi perlu dipahami, kedua riwayat di atas, bukanlah dalil untuk melarang adanya majelis ilmu atau kajian di bulan Ramadhan karena ada 3 hal :
1. Menuntut ilmu merupakan amal sholih yang utama
2. Keduanya adalah tabiin, yang mana perbuatan mereka tidak bsia jadi hujjah, minimal adalah para sahabat yang perbuatannya bisa dijadikan hujjah.
3. Kondisi sosisal mereka dan kita saat ini berbeda, di zaman tabiin kegiatan menuntut ilmu agama itu setiap hari, isinya semuanya ilmu, beda dengan zaman kita yang kadang orang itu dapat ilmu agama sepekan sekali, yaitu di hari jumat saat khutbah jumat, dan itupun masih disambi ketiduran.
Dari uraian di atas, bisa kita ambil pelajaran bahwa menuntut ilmu, atau kajian di bulan Ramadhan itu tidak mengapa.
Terapat dalil yang menyebutkan bahwa terlarang mengkhatamkan Quran kurang dari 3 hari,
namun maksud hadist ini yaitu :
-Terlarang mengkhatamkan Quran kurang dari 3 hari jika dilakukan terus menerus, yakni seperti itu terus di bulan Ramadhan ataupun bukan. Imam Ahmad menjelaskan, masih boleh mengkhatamkan Quran kurang dari 3 hari ketika bulan Ramadhan.
Untuk melengkapi ilmu, mari kita lihat bagaimana para salaf dalam ibadah membaca Quran,
1. Amr bin Qois : beliau jika sudah masuk bulan Sya’ban akan menutup kiosnya dan mulai fokus membaca Quran, untuk persiapan di bulan Ramadhan. Kita lihat, beliau sungguh menajubkan sekali, beliau memilki semangat kerja 10 bulan, 2 bulan sisnya fokus untuk ibadah.
Kalau kita??? Bisa jadi hampir setiap hari kerja, kejar dunia, lantas di sisa harinya untuk istirahat, tidur, rebahan, atau jalan-jalan.
2. Dari Ibnu Wahhab, beliau berkata, ditanyakan kepada saudari imam Malik, apa yang dilakukan Imam Malik ketika di rumah di hari biasa? Saudari imam Malik menjawab, beliau sibuk dengan Quran dan tilawah.
Kalau mau difikirkan baik-baik, sekelas Imam Malik, imam Madzab, yang keilmuannya bisa dibilang tidak ada yang meragukan, di luar rumah beliau mengajarkan ilmu yang beliau miliki.
Lantas apa yang beliau lakukan di dalam rumah? Yang mana tentu hanya orang terdekat yang mengetahui kebiasaan beliau, maka jawaban yang kita terima menggambarkan betapa utamanya beliau, betapa sholihnya beliau. Beliau sibuk dengan murojaahnya, beliau sibuk dengan ketakwaan, beliau menikmati waktu di rumah dengan mushaf dan tilawahnya. MaasyaAllaah..
3. Dari Musabbih ib Sa’id mengatakan, Imam Bukhori di bulan ramadhan setiap siang khatam 1x Al Quran, lalu ketika malam, sholat malam setelah sholat tarawih beliau khatam setiap 3 hari sekali.
Allahuakbar….. lihatlah para pendahulu kita semua, kita tidak ada apa-apanya, sungguh tidak ada apa-apanya.
4. Ibnu Saudab berkata, Urwah bin Zubair, dia khatam 1/4 Al Quran setiap hari, dan di sholat malam beliau juga membaca 1/4 dari Al Quran
Kisah yang terakhir, yang saya ingin teman-teman tidak hanya membacanya, tetapi medengarkan baik-baik bagaimana guru kita Ustadz Aris membacakannya,
5. Yahya al yamani berkata, Ketika kematian mendekati Abu Bakar bin Ayyas, saudari perempuan Abu Bakarpun menangis. Lalu Abu Bakar bertanya pada saudarinya, Apa yang membuatmu menangis? Kemudian Abu Bakar bin Ayyas berkata “Lihatlah, di mushola rumah itu, di sana aku sudah mengkhatamkan Al Quran 18.000 kali baik di bulan ramadhan atau di luar itu.”
Allahu Akbar.. tidakkah kita menangis ketika membacanya? 18 ribu kali, dimana kita dibandingkan mereka? 18.000 kali,
Ketika saya mencari tahu tentang beliau, maka saya dapati beliau lahir tahun 95H dan wafat di tahun 193H, diusia 98 tahun. Beliau ulama ahli di bidang Qiraat Quran perawi qiraat Ashim al Kufi. Jadi setahun beliau khatam 18.000 dibagi 98 = 183 kali. Berarti dalam satu bulan beliau khatam 15 kali. Berarti 1 hari beliau khatam setengah al Quran, 15 juz per hari. Bayangkan teman-teman, ini seumur hidup beliau.
6. Menangis ketika membaca atau mendengarkan AL Quran dibacakan.
قَالَ لِى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « اقْرَأْ عَلَىَّ » .قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ « فَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِى » . فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى بَلَغْتُ
( فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا )
قَالَ « أَمْسِكْ » . فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,
“Bacalah Al Qur’an untukku.”
Maka aku menjawab, “Wahai Rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur’an untukmu, bukankah Al Qur’an diturunkan kepadamu?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku suka mendengarnya dari selainku.”
Lalu aku membacakan untuknya surat An Nisaa’ hingga sampai pada ayat (yang artinya), “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” (QS. An Nisa’: 41).
Beliau berkata, “Cukup.”
Maka aku menoleh kepada beliau, ternyata kedua mata beliau dalam keadaan bercucur air mata.” (HR. Bukhari no. 4582 dan Muslim no. 800).
Dari Muzahim , beliau pernah di imami oleh Sufyan Ats Tsauri di sholat magrib, kemudian ketika sampai ayat
Sufyan menangis hingga terhenti, dan sesaat setelah itu beliau ulangi lagi bacaan alfatihah nya.
Dari Ibrohim bin Asy’ats berkata, aku mendengar Fudhail bin Iyad di suatu malam berkata, dan ketika itu dia membaca QS Muhammad : 31
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ ٱلْمُجَٰهِدِينَ مِنكُمْ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَنَبْلُوَا۟ أَخْبَارَكُمْ
Dia menangis dan mengulang-ulang bacaanya di ayat 31. dan menjadikannya berkata, "Dan kami akan menguji kabar-kabar kalian, dan jika aku diuji dengan kabar-kabarku maka akan dipermalukan, akan dirobek kain penutup kami, binasalah kami dan di adzablah kami." lalu dia menangis.
Maksudnya ketika kelak kita diuji dengan ditampakkan semua kabar-kabar yaitu perbuatan kita selama di dunia, maka sudah pasti akan malu, tidak ada tirai penutup yang bisa kita gunakan untuk menutupi aib-aib kita selama di dunia, kemaksiatan, dan dosa-dosa semuanya akan ditampakkan, maka sungguh hal itu bisa membinasakan kita, hal itu bisa jadi sebab adzab untuk kita ketika kita diberikan kabar semua perbuatan kita selama di dunia.
7. Duduk di masjid hingga matahari terbit.
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.”
HR. Thobroni. Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib (469)
Hadits di atas tentu berlaku untuk laki-laki, jadi untuk para laki-laki, habis subuhan tinggal di masjid dulu, baik itu baca Quran, dzikir dan amalan-amalan lain, setelah itu tunggu matahari terbit, lalu tunggu beberapa saat dan tunaikan sholat sunnah.
Untuk perempuan insyaAllah ini juga berlaku bagi perempuan di rumah, setelah subuh jangan tidur lagi, dipaksa badannya sampai terbit fajar, sholat, nah setelah itu baru jika ingin menunaikan hak badan silakan, asal tidak ada kewajiban lainnya.
Jadi, jangan begadangan terus, agar kuat bangun pagi, bangun malam, menghidupkan malam sampai subuh dan sapai syuruk.
Faidah Kajian "Meneladani Para Salaf di bulan Ramadhan" Bersama ustadz Dr Aris Munandar hafizhahullahu ta'ala Pertemuan 4
Ikuti kajiannya: https://www.youtube.com/watch?v=hFf1GT14zgc&list=PLVbmW1LOF7K2qSRed7FK4AH5uJI4880fO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar