Meneladani Para Salaf di Bulan Ramadhan #3
Lanjutan part #2
4. Memberi Makan orang yang berpuasa
Allah ta’ala berfirman dalam QS Al Insan ayat 8-12
Sedekah yang paling utama ialah yang engkau keluarkan, sedangkan engkau dalam keadaan sehat lagi Yakni dalam keadaan engkau menyukai harta, getol mencarinya, serta sangat kamu perlukan.
Diantara faidah yang bisa kita ambil:
1. Kurang afdhol orang yang bersedekah ketika mau meninggal, ketika dia merasakan nyawanya hendak pergi dari jasadnya. Dia bagikan hartanya dalam hal kebaikan, dibagi-bagikan semuanya tidak bersisa, karena dia sudah tidak mempunyai keinginan untuk kaya, dan tidak pula khawatir dilanda kemiskinan.
2. Afdholnya sedekah ketika masih diberikan kesehatan, masih menginginkan harta dan takut miskin, tapi hal itu tidak menghalangi kita untuk terus bersedekah.
Para salaf terdahulu bersemangat dalam memberi makan orang-orang yang berpuasa baik dari kalangan orang fakir dan miskin maupun memberikan makanan kepada sahabat-sahabatnya yang sholih. Ini adalah dalil bahwa memberi makan orang yang berpuasa tidak hanya kepada fakir miskin saja, tetapi juga boleh memberikan makan kepada teman-teman yang sholih, guru-guru kita maupun orang lain yang memiliki kebaikan.
Banyak salaf mencontohkan, mereka banyak yang mengutamakan memberi makan orang lain, padahal ketika itu mereka sedang berpuasa (sunnah). Inilah yang dilakukan oleh Abdullah bin Umar, Dawud Ath Thoi, Malik bin Dinar, dan Ahmad bin Hambal. Adapun Ibu Umar, beliau tidaklah mau makan kecuali bersama dengan anak yatim dan orang miskin. Karena pada saat itu, orang-orang miskin menuju rumah ibnu Umar, karena saking banyaknya, lantas keluarga Ibnu Umar tidak menerima tamu dari kalangan orang miskin tersebut, yang menjadikan ibnu umar tidak mau makan di malam itu.
Adapula di antara para salaf yang memberi makan kepada saudaranya yang berpuasa, kemudian duduk bersamanya, lalu menyuguhkan, melayani, dan mengambilkan minum untuk orang lain. Perbuatan semacam ini dilakukan oleh Hasan al Bashri dan Ibnu Mubarok.
Berkata Abu Siwar al ‘Adawi : Ada seorang laku-laki dari bani ‘adi yang sholat di masjid tidak dijumpai satu orangpun yang berbuka puasa sendirian, lantas orang tersebut mengambil makanan di rumahnya dan memberikan kepada orang-orang yang ada di masjid tadi dan mereka makan bersama.
Para salaf terdahulu jika ada yang mau datang ke rumah untuk buka bersama maka mereka buka bersama di rumah, namun apabila tidak ada, maka mereka membawa makanan yang ada di rumah lalu di bawa ke masjid dan makan bersama banyak orang,
Ibadah berupa memberi makan orang yang berpuasa ini mendatangkan banyak ibadah lain atas orang yang memberi makan tadi, diantaranya :
Menumbuhkan rasa cinta kepada saudaranya, yang itu juga temasuk sebab orang dimasukkan ke dalam surga.
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkan salam di antara kalian” (HR. Muslim).
Sebagaimana hal ini seperti duduk bersama orang-orang sholih dan meniatkan untuk memperkuat ketaatan, yang mana ini semua bisa berawal dari memberi makan orang lain.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192
Ulama berbeda pendapat, makna dari memberi makan pada orang yang berpuasa, apakah itu bisa dengan hanya memberi makanan buka untuk di awal semisal minuman, kurma, buah, teh dll, atau harus paket kenyang, yakni makanan utama? Maka yang lebih mendekati kebenaran yakni memberi makanan utama, atau paket kenyang. Meskipun memberi makanan pembuka tentu juga berpahala.
Part #4
http://at-tadzkirah.blogspot.com/2021/04/meneladani-para-salaf-di-bulan-ramadhan_92.html
Faidah Kajian "Meneladani Para Salaf di bulan Ramadhan" Bersama ustadz Dr Aris Munandar hafizhahullahu ta'ala Pertemuan #3
Ikuti kajiannya: https://www.youtube.com/watch?v=hFf1GT14zgc&list=PLVbmW1LOF7K2qSRed7FK4AH5uJI4880fO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar