HINGGA KAU JATUH CINTA
-Menjatuhkan cintamu pada ilmu, pada majelis ilmu dan pada buku, semata-mata karena Allah-
Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :
"Barangsiapa yang dirinya menginginkan kemuliaan, maka ia harus mencintai jalan agama yaitu kebahagiaan. Sekalipun kebahagiaan pada awalnya tidak bisa lepas dari kesulitan dan penderitaan. Kapan saja jiwa ini dipaksa untuk melakukan ketaatan, ia digiring dalam keadaan ridho dan terpaksa, bersabar dalam menghadapi kesulitan maka ia akan memasuki taman yang rindang (kebahagiaan). Kebahagiaan tidak bisa dilalui kecuali melewati jembatan penderitaan." [1]
Tidak masalah jika kamu datang di majelis ilmu awalnya tidak tau apa yang dibahas. Datang setelahnya tidak mambawa catatan, hanya mendengar. Datang lagi setelahnya kamu mencatat di notes mungil hingga terkantuk-kantuk. Datang lagi terus, membawa buku catatan lebih besar, niat lebih besar dan semangat lebih besar.
Sampai pada akhirnya kamu jatuh cinta dengan ilmu dan keadaan senyatanya dalam majelis ilmu.
Ternyata sebegitu menyenangkan bukan? jauh dari kata ekstrim, radikal, apalagi sesat.
Tidak masalah jika kamu tidak paham Bahasa Arab, belum bisa meresapi bacaan sholatmu, belum terlalu "nyanthol" pula ketika ada Quran dan hadits yang dibacakan. Lebih-lebih kitab berbahasa Arab, sama sekali tidak bisa membacanya.
Kemudian kamu memutuskan untuk belajar Bahasa Arab di suatu Ma'had / tempat bimbingan/ tempat kursus. Awalnya tidak paham maksud isim, fi'il, maf'ul biih, masdar muawaal dll. Kamu terus belajar sampai pada tahap kamu paham apa itu isim dan apa itu fi'il serta pembagianya. Kamu terus belajar walau nilaimu "mepet" KKM. Kamu terus datang walau terseok-seok tidak paham-paham. Hingga pada akhirnya kamu selesai mempelajari Nahwu dan Sharaf dasar. Kamu terus datang, terus belajar.
Hingga kamu bisa membaca kitab gundul meski dengan terbata-bata. Tidak mengapa. Hingga nanti pada suatu hari, kamu membaca kitab para ulama semudah membaca buku berbahasa Indonesia.
Tidak masalah jika kamu tidak terlalu suka membaca buku bacaan agama. Tapi kamu terus memaksa diri membaca, 1 hari cukup 1 halaman. Kemudian lama-lama kamu merasa bahwa di dalam buku-buku agama ternyata berisi ilmu yang sangat banyak. Kemudian kamu terus membaca hingga tidak terasa puluhan bahkan ratusan halaman terlewati dengan penuh senyuman, atau tangisan akibat kamu merenung dalam-dalam. Hingga kamu berada di satu titik dimana buku adalah bagian dari nafasmu.
Ketika ketiganya bergabung, cinta ilmu di mejelis ilmu, bahasa arab dan buku membentuk ikatan yang membuat kamu selalu merindu. Membuatmu senantiasa bahagia dengan ketiganya, merasa ada yang kurang jika sehari saja tanpa mereka. Hingga ratusan ribu rupiah itu terlihat sangat murah untuk sebuah benda mati yang hidup bernama "kitab para ulama". Hingga jarak dan waktu bukan masalah untuk sekadar mendapat 1 faidah i'rob suatu kata. Hingga lelah tergantikan dengan senyum, kantuk tersamarkan dengan sapa hangat di majelis ilmu.
Ketahuilah, kamu telah jatuh cinta. Periharalah cinta itu, rawat dengan baik. Jangan biarkan ia kabur atau hilang.
Karena yang terpenting adalah....
"Tidak masalah jika kamu tidak faham akan suatu ilmu, lambat dalam menghafal, lelet dalam memahami, karena yang paling penting adalah, usahamu untuk tidak berhenti dalam menuntut ilmu. Hingga kau jatuh cinta, hingga kau mencintainya."
Barakallahu fiikum
========
Pogung, Yogyakarta tercinta
Ummu Ukasyah
Muraji' : Ustadzah Ummu Faathimah hafizhahallah
Catatan kaki :
[1]Miftah Darush Sa'dah, Ibnul Qoyyim 1/108 dalam buku 102 Kiat Agar Semangat Belajar Agama Membara
Barakallahu fiik Mbaa^^
BalasHapuswa fiik barakallah..
HapusBarakallah.
BalasHapus