TRANSKRIP DAUROH TENGAH SEMESTER MAHAD ILMI
MANDZUMAH BAIQUNIYYAH
الـمَنْظُومَة البَيقُونِيَّة
Bersama
: Ustadz Hanan Abu Yasir hafizhahullahu
Dauroh
Tengah Semester Ma’had Al-‘ilmi Jogja
Sabtu-Ahad
28-29 Muharram 1441H
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
A. PENGANTAR ILMU
Ilmu Mushthalah Hadis, ilmu
yang sangat agung, yang sangat mulia, yang dengan ini Allah menjaga agamaNYA,
menjaga Al-Quran dan menjaga syariatNYA. Ilmu ini hanya bagian kecil dari ilmu
hadist secara umum, hanya sebagai pintu masuknya saja, yang ilmu hadits
diibaratkan seperti lautan yang tidak bertepi.
Ilmu Mushthalah Hadis yaitu
ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang dengannya dapat diketahui
kondisi-kondisi para perawi (sanad) dan riwayat (matan),dari sisi diterima atau
ditolaknya. Objek pembahasan yaitu sanad dan matan; dari sisi diterima dan
ditolaknya.
Faidah mempelajarinyaKemampuan
membedakan hadis yang shahih (hujjah) dari yang dhaif (bukan hujjah).
B. IDENTITAS NADZM
Syaikh Thaha bin Muhammad
bin Fatuh Al-Baiquny, lahir tahun 1669M/1080H.
C. MATAN DAN SYARAH
Hanya terdiri 34 bait
nadzm.
D. ISI SYARAH NADZM
Sanad : kekhususan yang
utama dari umat islam, umat islam disebut umat yang memiliki sanad, bisa
dipertanggungjawabkan, berbeda dengan umat yang lain semisal Yahudi atau
Nasrani, tidak bisa dipertanggungjawabkan. Agama mereka sudah diubah sesuai
perkembangan jaman berdasarkan keinginan mereka sendiri. Pembahasan ilmu sanad
adalah pilar paling pokok dan paling penting dalam ilmu hadits. Jadi kita seyogyanya
meniatkan ketika belajar ilmu ini untuk
menjaga agama.
Abu Abdillah Sufyan Ats-Tsauri, lahir 97H termasuk tabiin
berkata
“Sanad adalah senjata kaum
mukmin, jika tidak punya senjata lalu dengan apa ia bisa berperang.” Abdulah
bin Mubarok al-Mawardzi berkata: “Isnad itu
termasuk bagian agama, jika bukan
karena isnad, maka orang-orang akan berkata seenaknya sendiri tentang agama.”
Abu Bakr Muhammad Ibnu
Sirin berkata:
“Dulu zaman awal, tidak ada
yang bertanya tentang sanad, semua langsung percaya, ketika mulai muncul fitnah
(penyimpangan syariat oleh kaum-kaum diantaranya mu’tazilah, jabbariyah, syiah,
asy-syairah dll) terpecah belah kaum muslim, mulai ditanyakan siapa perawinya.
Agar hanya mengambil sanad dari ahlusunnah saja. Sehingga jika saat ini kita
berhati-hati dalam mengambil ilmu dari guru, maka hal itu sejatinya sudah
menjadi kebiasaan para ulama.
Sehingga jangan sampai
niatnya ingin dapat ilmu dan masuk surga, malah dapat syubhat dan masuk neraka.
Jangan sampai malah keleleran di jalan (syubhat).
Imam Nawawi berkata : “Ilmu
hadits adalah ilmu yang penting, barangsiapa diharamkan Allah untuk belajar
ilmu hadist, maka ia diharamkan dari kebaikan yang besar, dan barangsiapa
diberikan rizki untuk belajar ilmu hadist maka ia sudah mendapatkan keutamaan
yang besar di sisi Allah” perkataan ini diperkuat oleh perkataan Imam Syafii :
“Barangsiapa yang mencari hadist maka akan kuat hujjah mereka.”
Beda ahlussunnah dengan
ahlu bid’ah yaitu, ahlusunnah mencari dalil sebelum mengamalkan suatu amal/ibadah,
sedangkan ahlu bid’ah mereka beramla dahulu baru mencari dalil, gotak gatik
gathuk.
Penulis (al-Baiquny) rahimahullah berkata:
bait
1 أَبْدَأُ بِالـحَمْدِ
مُصَلِّيًا عَلَى * مُحَمَّدٍ خَيْرِ نَبِيٍّ أُرْسِلاَ بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Aku Memulai dengan al-hamd (pujian kepada
Allah), dan bershalawat atas Muhammmad, sebaik-baik nabi yang diutus
bait
2 وَذِيْ مِنَ اقْسَامِ الـحَدِيْثِ عِدَّةْ * وَكُلُّ وَاحِدٍ أَتَى
وَحَدَّهْ
Dan inilah diantara beberapa dari
macam-macam hadis * Setiap macamnya akan datang (dalam nadzm ini) beserta
pembatasannya”
Dwonload selengkapnya dalam format pdf
http://bit.ly/Transkripmandzumahbaiwuniyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar