PERASAAN "SEERRRRRR......" 3 DETIK
Tetiba teringat nasihat beliau,
Sekitar setahun (lebih sedikit) yang lalu,
Yang maknanya kurang lebih demikian,
"setiap kali mau berangkat belajar/ngaji niatnya ditambah untuk mencari ilmu agama, niat dimurojaah, kemudian belajar diamalkan dan niat untuk mengajarkan" [1]
Karena kedudukan niat sangat penting. Tidak ada hal yang lebih berat daripada menjaga niat.
Karena kadang kebiasaan yang mulia semacam ngaji saking sudah terjadwalnya sampai lupa pasang niat ketika hendak berangkat.
Kan sayang, sudah capek karena tidak diniatkan untuk Allah nanti cuma dapat capek saja. Lebih parah lagi kalau salah niatnya, hanya untuk cari dunia saja, semata-mata karena dunia, riya, sum'ah atau selainnya. Sudah capek, ditambah dapat dosa dan diancam neraka.
Karena ibadah jika ditujukan semata-mata untuk selain Allah termasuk syirik.
Dan kaidah fiqih dalam hadits, ia termasuk hadist ghorib yang dalam tingkatan sahabat hanya Umar radhiyallahu 'anhu yang mendapatkan hadits tersebut. Hadist yg dengan itu Imam Bukhori rahimahullah memulai kitab shohih nya. Hadits yang dengan itu Imam Nawawi rahimahullah memulai Hadits Arbainnya.
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)
Jadi semisal kita hijrah tujuannya cari gebetan/pasangan, bisa jadi dapat tapi tidak dapat pahala. Kalau tujuannya ingin dipuji teman karena sudah hijrah, bisa jadi juga dapat pujian itu, tapi sia-sia justru dosa yang didapat. Kalau tujuannya ikut trend hijrah, nanti setelah bosan, bisa-bisa lepas jilbab syari.
Jadi tiap mau pakai gamis, mau pakai jilbab, mau pakai kaoskaki, handshock, mau naik motor ke kajian, mau ke kajian, mau duduk di majelis ilmu, mau mulai mendengar ustadz, mau mulai nyatat ilmu, mau nutup catatan, mau pulang kajian, terus memperbaiki niat. Karena susaaaaaahhhh sekali niat itu tetap.
Kena pujian dikit langsung ada perasaan "seerrrrrr" 3 detik, "bangga" sama dirinya sendiri.
Dapat chat teman lama yang tau kita sudah hijrah langsung "seerrrrrr...." 3 detik merasa senang dipuji.
Allahu mustaan.
Jadi yuk senantiasa perbaiki niat semata-mata karena Allah. Moga Allah senantiasa jaga hati kita dari kotoran-kotoran. Moga Allah lembutkan hati kita.
Barakallahu fiikum
=========
[1]. Nasihat beliau Ummu Abdurrohiim hafizhahallah, orang yang mengajari saya dengan sabar apa itu isim, fiil, mu'rob, mabni, tasrif dhomir dll. Guru pertama saya yang resmi hehe. Juga mengajari saya tahsin, makhrijul huruf yang benar. Moga Allah jaga beliau dimanapun beliau berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar