PERUBAHAN PERASAAN



Setelah kamu ngaji, belajar tauhid, dan belajar mengamalkan sunnah, maka hatimu akan merasa lapang dan cukup dengan hal-hal sederhana tapi penuh nikmat. Hal sederhana yang orang lain pikir tidak berharga nyatanya akan sangat membahagiakan untukmu.
Kenapa? Karena imanmu mengatakan segala nikmat itu dari Allah, segala takdir Allah itu baik, serta hidup yang sesungguhnya adalah negri akhirat. 

Sehingga kamu akan jauh dari tergopoh-gopoh mengejar ambisi dunia, keinginan makan di cafe" hits, travelling jauh" untuk sebuah foto yang ingin ditampilkan di media sosial, jauh dari foto" kulineran mahal, jauh dari ikut-ikutan viral tanpa tau manfaatnya di akhirat apa. Tidak mupeng ketika lihat foto-foto kawanmu yang mungkin sedang berbangga dengan capaian dunianya saja. 

Hatimu akan damai, terus bahagia dengan nikmat yang Allah beri, walau itu nasi sayur lauk tempe plus kuah rendang. Bukan PH, McD, atau sushi"an ala Restoran Jepang. 
Hatimu akan merasa cukup dengan jalan-jalan di taman surga, majelis ilmu. Bukan traveling luar negri, bukan pula  Gunung ini dan itu. 
Hatimu akan lapang dengan rezeki yg Allah beri. Bukan sok-sokan ingin terlihat kaya dan hits dengan foto" di media sosial dan berambisi dengan banyaknya like dan komen yang diberi. 

Hidupmu akan tenang.. Jauh dari galau. Karena kamu mengetahui bahwa  Allah ta'ala telah berfirman :

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan” (QS. Al Hadid : 20)

Dan cukuplah nasihat Al Hasan Al Bashri rahimahullah dipegang kuat oleh anak-anak muda :

إذا رأيت الرجل ينافسك في الدنيا فنافسه في الآخرة

“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam hal dunia, maka unggulilah dia dalam hal akhirat.”[1]

Perubahan perasaan yg sudah ngaji tauhid, insyaAllah hatinya banyak bahagianya daripada galaunya memikirkan dunia. Jikalau sedih, sedihnya bukan karna ketinggalan perkara dunia, tapi karena menangisi banyaknya dosa-dosa. 



Barakallahu fiikum.

Ummu Ukasyah
Pogung, Jogja tercinta

Catatan kaki :
[1]. Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 428

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib