Masjid Al-Ashri
Serial Kisah tentang Jogja #4



Kali ini kami akan  berkisah tentang masjid  yang yang paling sering kami datangi.  Boleh jadi, kampus kalah sering kami datangi dibanding masjid ini. Jika sehari sekali kami ke kampus, maka untuk masjid ini kami bisa datang sehari 2x, dan menghabiskan waktu dari pagi hingga sore di sana, -jika ada dauroh-. Masjid Al-Ashri terletak di selatan Selokan Mataram Pogung.  Berbeda dengan dua masjid sebelumnya yang berada di tengah Pogung Kingdom (begitu banyak mahasiwa menyebutnya). 
 Masjid Al-Ashri tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan Masjid Pogung Dalangan dan Masjid Pogung Raya. Tapi urusan padatnya kajian kitab rutin, Majid ini juara.  Saat ini Masjid Al-Ashri sedang dalam proses perluasan, kawan-kawan bisa bantu donasi, informasinya ada di IG masjid tersebut. @masjidalashri

 Apa yang membuat masjid Ini Istimewa? Banyak, akan saya sebutkan beberpa saja.

Satu, yang membuat masjid ini istimewa adalah tempat parkirnya. Sampai saat ini akhwat dan ikhwan terpisah jauh. Tempat parkir akhwat berada di selatan masjid, dihalaman rumah milik warga setempat. Sedangkan ikhwan berada di depan masjid. Uniknya parkiran akhwat adalah, kami sering dapat jekpot, dari ayam-ayam milik warga. Kurang afdhol rasanya jika belum pernah dapat kejutan dari ayam ketika pulang kajian. Uniknya lagi, ketika hujan, akhwat akan kebasahan dahulu sebelum masuk masjid karena jarak menuju masjid lebih jauh dibanding pakiran ikhwan. Hal penting yang harus diketahui, lt 2 biasanya untuk akhwat, dan tangga akhwat berada di selatan, bukan utara. Jangan sampai salah, bisa spot jantung jika salah masuk nanti. Ada yang pernah?

Dua, yang membuat masjid ini istimewa, dalam satu pekan punya kajian kitab rutin sebanyak 6 kali. Saya jabarkan untuk kajian yang berlangsung saat ini sebelum wabah corona :
Senin sore, kajian aqidah yang diisi oleh ustadz Said Abu Ukasyah hafizhahullah ta'ala yang membahas tentang Kitab  Aqidah Wasithiyah.
Selasa malam, kajian kitab Al-Kabair dengan syarah Syaikh Shalih Al-Fauzan yang diisi oleh Ustadz Aris Munandar  hafizhahullah ta'ala.
Rabu malam, kajian kitab Ihtimam Lisunan-Nabawi yang diisi oleh Ustadz Aris Munandar hafizhahullah ta'ala.
Kamis malam, kajian Sirah Nabawiyah di kitab Nurul Yaqin yang diisi oleh Ustadz Yulian Purnama hafizhahullah ta'ala.
Sabtu sore, ada kajian Kitab Tauhid yang diisi oleh Ustadz Ikrimah hafizhahullah ta'ala.
Ahad pagi, ada kajian Kitab Qowaidul Tauhid yang diisi oleh Ustadz Aris Munandar

 Tiga, yang membuat masjid ini istimewa, karena banyak daurah Ma'had Ilmi terselenggara di sini. Mulai dari ba'da subuh para santri sudah bergegas menuju masjid dan pulang di sore hari. Kami terbiasa sarapan di sana, makan siang di sana, istirahat siang juga di sana. Masjid ini sudah seperti rumah untuk kami.

 Saya kisahkan tentang salah satu kajian yang cukup istimewa yakni di kajian Selasa malam.  Kajian yang membahas kitab Al-Kabair bersama Ustadz Aris Munandar hafizhahullah ta'ala. Kitab ini menjelaskan banyak dosa-dosa besar yang ternyata setelah kami mempelajarinya, kami kaget bahwa banyak tindakan yang dianggap biasa ternyata temasuk ke dalam dosa-dosa. Ngeri.

 Jadi untuk teman-teman, penting sekali kita yang masih muda untuk mau menyisihkan waktu sedikit saja duduk di majelis ilmu. Mendengarkan nasihat, mendengarkan Quran, hadits dan perkataan ulama dibacakan.  Itu semua akan melembutkan hati kita.  Itu semua tidak akan membuat kita culun di hadapan teman-teman mahasiswa yang lain. Justru akan terbedakan, bahkan Allah akan memuliakan mereka yang belajar ilmu agama. Karena mahasiswa dan mahasantri itu beda. Mahasantri, ia akan memiliki adab dan akhlak Islam,  memiliki  perangai yang baik, memiliki sopan santun, memiliki semangat dalam belajar,  memiliki rasa amanah dan tanggung jawab, akibat dia sudah mengetahui konsekuensi dari ilmu agama yang dia pelajari yang kemudian ia amalkan di dunia kampusnya.  Dan ia akan menjadi mahasiswa yang bertaqwa dimanapun ia berada.  Itulah istimewanya mahasiswa yang mau ngaji, mahasiswa memiliki label mahasantri.

 Istimewanya kajian Selasa malam, selain karena materinya, juga karena kami sebagai jamaah yang notabennya anak kos atau mahasiswa, banyak dapat asupan gizi.  Ketika kajian Selasa malam selesai, kami mendapat asupan berupa buah dan gorengan.  Sebenarnya bukan tentang buah dan gorengan, akan tetapi nilai-nilai yang ada di balik itu semua.  Kebersamaan, berbagi, istifadah kepada senior, saling menanyakan kabar, menceritakan kisah-kisah yang berfaidah insyaAllah, bercanda dan banyak teladan-teladan yang bisa kita ambil dari makan bareng gorengan dan buah di Selasa malam. 

Jangan salah, kajian Selasa malam ini 2 SKS lebih, mulai dari ba'da maghrib hingga ba'da isya, sehingga butuh konsentrasi ketika belajar.  Jadi pas  selesai kajian kami diberi vitamin berupa buah-buahan oleh  muhsinin, rasanya begitu bersyukur. Moga Allah merahmati, memberkahi, memberikan kesehatan,  melimpahkan rezeki, dan melimpahkan kebaikan dunia serta akhirat kepada seluruh  guru-guru kami,  muhsinin dan takmir masjid-masjid di  Pogung.

Empat, yang membuat masjid ini istimewa, yaitu kajian Ahad pagi.  Kajian ini mulai jam 6 pagi hingga 7.30, ada sesi tanya jawab.  Kenapa istimewa? karena inilah waktu dimana Mahasantri tumpah ruah memenuhi masjid, apa lagi di lantai 2.  Semuanya semangat mencatat, belajar memahami materi tentang kaidah-kaidah tauhid, kewajiban pertama yang  Allah  perintahkan kepada hambaNya.

 Di hari Ahad pagi, akan dijumpai para santri bergegas menuju masjid dengan banyak cara. Ada yang berjalan kaki dengan rombongan wismanya, ada juga yang naik sepeda, anak gowes sejati, dan ada yang naik sepeda motor. Semuanya bergegas menuju majelis ilmu, menuju taman-taman surga di dunia, menuju naungan sayap-sayap malaikat yang ridha terhadap para penuntut ilmu.  Hari Ahad, bagi mahasantri Jogja,  adalah waktu terbaik untuk belajar, bukan untuk shopping di Sanmor (Sunday Morning UGM). Inilah istimewanya mahasantri di Jogja di hari Ahad paginya.

Lima, yang membuat masjid ini istimewa adalah kajian ramadhannya.  Biasanya di bulan Ramadan seperti ini masjid Al-Ashri menyelenggarakan kajian rutin pagi hari, jam 05.30 sampai jam 07.00 menyelesaikan satu kita penuh selama 20 hari Ramadhan. 

Disini akan tercermin bagaimana mahasantri itu sebenarnya bulan Ramadhan. Mereka tidak bersantai-santai, tidak berleha-leha, setelah sahur dan salat subuh yang mereka lakukan adalah bersiap menuju kajian, membawa kitab kesayangan mereka, dan mengharap pahala dari Allah atas ilmu yang hendak mereka cari. Padahal kita tau betapa berat rasanya untuk pagi-pagi berjihad melawan kantuk, melawan lelah, hawa nafsu untuk ingin rebahan. Tapi itulah istimewanya mahasantri Jogja di bulan Ramadhan. Bulan ramadhan menjadi momen bagi mereka berlomba-lomba dalam kebaikan, berlomba-lomba dalam  menggapai ampunan Allah. Qodarullah saat ini ada wabah korona, sehingga saat ini kajian lewat HP dan laptop masing-masing.  Setidaknya itulah yang paling dirindukan dari Al-Ashri.


Al-Ashri, masjid sederhana, karpet hijau terbentang, hijab oren memanjang, dispenser di bagian belakang, kamar mandi yang panjang, tumpukan rak-rak kitab tersusun rapi, bacaan imam yang bagus, kajian ramdhan yang shaff selalu penuh, dan kajian kitab hampir setiap hari, itulah yang membuat Al-Ashri istimewa.

 Al-Ashri sudah seperti rumah,  suasananya ramah,  simbah-simbah  sepuh penuh kaidah,  ummahat yang membawa bayi gemeshh,  anak-anak yang lucu-lucu dan masih banyak lagi.

 Sejujurnya dari 3 masjid yang kami ceritakan, saya paling terpesona dengan Al-Asri, karena dibalik kesederhanaannya, ada begitu banyak kajian kitab terselenggara. Saya ingin selalu ingin berangkat ke sana setiap hari, menikmati kajian yang ada.

Rindu kajian pagi ramadhan seperti tahun lalu.
Moga wabah ini segera Allah angkat, sehingga kita bisa ngaji lagi dengan semangat. Sabar ya, insyaAllah sebentar lagi kita berkumpul di sana. Duduk manis di depan kitab menyimak ustadz.  
Al-Ashri terima kasih sudah menjadi rumah kedua bagi kami, tempat yang paling sering kamI kunjungi daripada kampus, sekretariat, atau bahkan kostan kita sendiri.  Terima kasih atas kajian-kajian rutinnya, atas buah-buahan dan gorengan di Selasa malamnya, atas karpet hijau empuknya, atas kipas anginnya, atas minum gratisnya dan atas semua kisah yang kami pernah bangun di sana. Al-Ashri, kamu istimewa.




Barakallahu fiikum.

4 Ramadhan 1441H


Ratna Arilia

Kolaborasi kebaikan : @attadzkirah.blogspotcom x @ heningwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib