Hadiah Manis di Balik Takdir yang Pahit

(Saya juga pernah gagal SNMPTN,SBMPTN dan Ujian Tulis di banyak Universitas,tapi saat ini berbeda)



Saya juga pernah patah, tapi ternyata itu cara agar hati saya diganti.
Seperti tanaman dicangkok yang nantinya tumbuh jauh lebih baik, lebih berkualitas. 

Allah Ta’ala  berfirman,

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)



فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا * إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5-6)

Nyatanya memang demikian, hati manusia terlalu lemah, terlalu mudah patah, padahal katanya ia sudah belajar hadits arbain ke 2, sudah belajar tauhid.

Memahami bahwa segala takdir Allah adalah baik, segala ketetapan Allah itu indah. Hanya saja, kadang kita yang belum siap, kita yang belum bisa membuktikan dengan benar arti rukun iman terakhir itu. 

Saya ditolak ITS, UNEJ, PPNS, UNS, dan masih banyak lagi. Hampir semua Universitas di Jawa Timur saya coba daftari, pada intinya saya ingin kuliah di Jawa Timur, karena semua teman-teman saya hanya "pindah tempat" kuliah dan kebanyakan memang di Jawa Timur.

SNMPTN.
SNMPTN ditolak, saya santai karena masih punya teman yang sama-sama ditolak. Walau kadang memberontak seperti, 
"lho kok si fulan yang tidak pernah mengerjakan PR keterima SNMPTN"
"Ih, fulanah lho tiap ujian nyontek tapi kok lulus SNMPTN"
dan berbagai kata-kata yang menyatakan sedikit keberatan dengan keputusan tersebut.

Saya belajar lagi, berdoa lagi, banyak merenung lagi, memikirkan bagaimana kisah saya kedepan. Masak iya tidak kuliah dan menyerah.

SBMPTN.
Saya masih kekeuh kuliah di Jawa Timur. Saya ditolak kedua kalinya. Kali ini saya patah, melihat teman-teman saya sudah menyiapkan penugasan untuk ospek. Sedang saya, saya masih harus berjuang.

Sampai akhirnya, saya banting setir. Mendengarkan nasihat ibu,
"Mbak, kok ibuk perasaannya pingin mbak kuliah ke barat aja. Sanacoba ujian di UGM"

Makin patah, padahal saya baru saja ditolak UNEJ Jember, di tolak UNS Solo. Tapi ibu malah bilang seperti itu. UGM terlalu tinggi, terlalu jauh dari angan-angan saya, bahkan saya dahulu tidak berani untuk mengungkapkan mimpi kuliah di UGM cuma di pendam, cuma berani pasang stiker UGM di meja belajar.

Saya belajar lagi, saya coba lebih sabar, saya banyak berdoa, minta restu ibu dan ayah.

Jalan terakhir,
Ikut Ujian masuk UGM.
Saya sudah tidak punya uang untuk daftar-daftar tes di Universitas lain-lain. Saya cuma punya 1 tiket ujian terakhir ini. Dan alhamdulillah, hadiah pertama dari Allah. Saya diterima kuliah di UGM, padahal di pandangan saya, itu suatu hal yang cukup mustahil, sangat sulit. Tapi Allah takdirkan itu untuk saya, tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Ternyata hadiah Allah tidak berhenti disitu, hadiah terbesar, hadiah terindah yang disimpan  Allah hingga akhir menjelang lulus dari UGM, hadiah yang bahkan manusia terkaya di dunia tidak akan bisa membelinya.

Hadiah itu bernama "Hidayah",
Hidayah Mengenal Sunnah. Ternyata selama ini, inilah hadiah yang di simpan Allah. Melalui perjalanan panjang. Ditolak banyak sekali Universitas, gagal berkali-kali tes, patah berkali-kali.

Apa jadinya kalau saya kuliah di Jawa Timur? Tidak ada jaminan saya akan mengenal manhaj yang haq ini. Terlalu mengejar "bangkai kambing" nyatanya hanya menyusahkan.
Suudzon pada rencana Allah nyatanya sebuah hal yang tidak boleh dilakukan seorang mukmin.

Sebuah kisah penggugah jiwa saya dapatkan di Jogja,
Masih teringat 1 tahun yang lalu, adik (ketemu besar) yang semoga Allah menjaganya. Malam-malam ngechat
"Mbak, alhamdulillah masih bukan rezeki ana, belum keterima kuliah hehehe"
Itu kalimat pertama yang dia ucapkan setelah tahu hasil terakhir, bahwa ia tidak diterima kuliah dimanapun. Dimanapun, tidak ada jalan lain lagi selain menunggu 1 tahun.

Apa yang dia lakukan setelah itu? Apakah berdiam diri? Tidak! dia menjadi penuntut ilmu yang baik, dia mengajar TPA, bahkan sambil menunggu 1 tahun, dia sudah menjadi pengajar di TK yang nyunnah. Ia kembangkan kemampuan Bahasa Arab, tahsin, dan berbagai hal lain.

Ia sudah dapat gaji saat teman-teman lainya masih jauh dari kata "gaji" dan InsyaAllah dia juga dapat pahala dari hal yang dia lakukan. Dia tidak patah semangat. Bahkan terakhir yang saya tau, dia menjadi pengajar tahsin untuk para ustadzah TPA di salah satu Pondok Pesantren Gunungkidul yang masyhur.

MaasyaAllah.
Dan baru hari ini saya bertemu, ia sudah berhasil menjadi mahasiswi UNY yang sah.

Lihat, rencana Allah memang yang terindah, yang terbaik, hanya kita saja yang kadang belum yakin.

Dalam Shahih Muslim disebutkan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash bahwa ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَالْحَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah menulis takdir seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi dengan tenggang waktu 50 ribu tahun.” (HR. Muslim)

Allah ingin kita lebih banyak bersujud, Allah ingin kita lebih banyak berdoa.

Untuk kamu yang mungkin patah, itu manusiawi tapi jangan lama-lama, jangan sampai menyalahkan takdir dengan mengeluh terus-terusan. Bukan hanya kamu yang ditolak, percayalah, banyak ribuan calon mahasiswa yang ditolak.
Tapi dari ribuan itu, jadilah 1 orang yang menjadikan kalimat "alhamdulillah ala kulli hal" sebagai ucapan pertama yang terlontar. Senyuman di bibir yang terlihat, dan rasa ridho yang sungguh-sungguh atas takdir Allah sebagai perangai kita.


Yassarallahu lakum, wa barakallahu fiikum.





===========

10/7/2019
Pogung, Ummu Ukkaasyah 


Referensi :

https://muslimah.or.id/10445-iman-kepada-takdir-allah-taala.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib