Kelakuan Menggemaskan Sahabat Sholih



Saya terkadang geleng-geleng kepala tidak habis fikir melihat teman-teman sholihah di sekeliling saya, kadang diiringi tawa ketika melihat mereka sebagaimana kejadian di bawah ini :

1. Pas mau keluar dari kamar mandi.
"e..ee..ee.eeeet"
Tubuh kawan saya sedikit tidak seimbang, setelah kepalanya nongol, ia kemudian segera balik masuk lagi ke kamar mandi dan keluar lagi. Sambil mengucap "ghufronaka"

Saya geleng-geleng tertawa melihatnya.
Kenapa? Tadi dia hampir menginjakan kaki kiri setelah keluar, pas sadar dia kaget jadi mengucap "e..ee..eeet" lalu meletakan kaki kiri ke lantai, barulah ia keluarkan kaki kanan nya.
Hal ini sesuai hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).” [1]

2. Pas semua sedang sibuk dan fokus dengan pekerjaan masing-masing.
Kawan saya tiba-tiba 'nyletuk'
"Alhamdulillah...!!!"sambil sedikit mengerutkan dahi.
Kami yang mendengarnya berfikir bahwa ia sedang mendapat rezeki. Kami pun ikut menimpali "alhamdulillah.. MaasyaAllah, ada apa?"
Eh.. dia justru cemberut sambil berkata
"aku barusan haaaciiing... (bersin) terus kalian ga dengar aku bilang alhamdulillah. Isshh.."
wajahnya cemberut
Kami segera sadar dan mendoakanya,
"yarhamukillah" jawab saya
"yahdikumullah wasuhlihu baalakum" jawabnya kemudian tersenyum.

Saya geleng-geleng kepala, betapa dia juga ingin teman-temanya mendapat doa dan pahala dari bersin-nya.
Hal ini sesuai hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang di antara kalian bersin, maka ucapkanlah ALHAMDULILLAH (segala puji bagi Allah). Hendaklah saudaranya mengucapkan YARHAMUKALLAH (semoga Allah merahmatimu). Jika ia mengucapkan YARHAMUKALLAH, ucapkanlah YAHDIKUMULLAH WA YUSHLIH BAALAKUM (semoga Allah memberikan petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” [2]

3. Pas sedikit ngantuk di majelis ilmu.
"aw.. Aw... Aduh" pekik saya lirih.
Tiba-tiba ada jari-jari yang mencubiti tangan saya, bahkan cubitanya ada yang ganas hingga membekas, tidak cuma tangan, kadang kaki bahkan punggung tidak lepas dari cubitan mereka.

Saya geleng-geleng kepala, MaasyaAllah mereka tidak membiarkan saya tertinggal materi barang 1 detik. Segera diberi "sengatan" ampuh agar kembali tersadar.
Sebagaimana para salaf mengatakan : 
“Tidak ada seorangpun berbicara di majelis Abdurrahman bin Mahdi, tidak ada seorangpun yang berdiri, tidak ada seorangpun yang mengasah/meruncingkan pena, tidak ada yang tersenyum.”[3]

Artinya semua penuntut ilmu di majelis Syaih Abdurahman bin Mahdi rahimahullah fokus, tidak tertidur, tidak berbicara.

4. Saat ada yang bertanya di grup
"akhwat adakah yg bisa bantu ana, ana ada perlu demikian dan demikian adakah yang bisa bantu ana?"
Anggota grup yang lain typing dan segera menimpali
"ana.. Ana.."
"aku. Aku. Aku"
"uwee siapppp"
"saya aaaaaa"
"guaaaa" dll.

Saya geleng-geleng melihat antusiasme mereka menjemput pahala sebagaimana hadist nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam

Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat.[4]



5. Saat mengatur jadwal kerja.
"ana besok mau libur"
"eh.. Aku yg besok libur tu.. "
"aaah... Gamau pokok aku aja yang libur"

Dan terus seperti itu sampai saya datang.
Dan ketika saya tanya kenapa ngotot ambil jatah libur padahal tidak biasanya demikian,
salah satu kawan saya menjawab, 

"ih.. Aku tu mau ngajiiiiii. Siang mau ketemu dosen, terus sore-malam itu jadwal ngaji aku, ga mau di ganggu, yaudah lah potong gaji saja gapapa. Libur pokmen" Dia menjelaskan dengan semangat, keinginannya agar jadwal ngajinya tidak terganggu.
Saya geleng-geleng kepala mendengarkan argumen kawan saya. Bahwa hatinya berat pada majelis ilmu, tidak masalah potong gaji  MaasyaAllah.

6. Saat ada Bapak Kurir atau non mahram tiba-tiba datang.
Semua lari ke dalam, bingung tidak karuan.
"kaos kaki mana kaos kaki, itu kaos kaki siapa?"
"hee..... Itu kaos kakiku, mana balikin"
"jilbab mana jilbab. Ya Allah jilbab mana ih"
"lah pakai mukena aja, udah ah"
"plorotin, plorotin"


Dan kalimat-kalimat lain.

Saya geleng-geleng kepala,lucu melihatnya. Padahal
Kawan saya kaos kakinya tidak jauh dari tempat dia pertama panik. Padahal terkadang jilbabnya ada si sampingnya. Ataupun ketika bingung mencari niqob, padahal niqobnya sudah tercantol di bawah leher.

Itulah beberapa tingkah polah kawan-kawan yang membuat saya geleng-geleng kepala. Takjub melihatnya. Mereka menjaga izzah dan iffahnya, tidak mau auratnya tersingkap, mereka mencontohkan tindakan kecil yang mencontoh sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sesederhana keluar masuk kamar mandi dan bersin, semuanya penuh adab.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita agar dikelilingi saudara-saudara yang sholih dan muslih, yang membimbing kita, menegur kita saat kita salah dan menyayangi kita karena Allah subhanahu wata'ala. Aaamiiin 


================
Ummu Ukkaasyah
Poguung Lor, Jogja


Catatan kaki :
[1]. HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[2]. HR. Bukhari no. 6224
[3]. Siyaru A’lamin Nubala’ 17/161, Mu’assasah Risalah, Asy-syamilah
[4]. Shahih: HR. Bukhâri (no. 2442 dan 6951), Muslim (no. 2580) dan Ahmad (2/91)



Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib