Ternyata Nikmat itu Telah Dicabut 


Berangkat dari kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz yang masyhur makmurnya rakyat tanpa terkecuali. Bahkan para gembong khawarij pun tidak berani menampakkan batang hidungnya.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah berkata
"ikatlah nikmat-nikmat Allah dengan mensyukurinya"

Karena syukur itu mengikat nikmat, melanggengkan nikmat, dan mendatangkan nikmat yang belum ada.

Nikmat itu ada 2 macam, nikmat dunia dan nikmat agama.

Nikmat agama, di dalamnya bisa di mudahkan dalam beribadah, dakwah, dalam menuntut ilmu, dalam berinfaq, berdzikir, baca quran dll.

Tapi nikmat itu bisa hilang, saat kita tidak mensyukurinya.

Ustadzuna, Ustadz Afifi Abdul Wadud hafizhahullahu menjelaskan, 

"Boleh jadi dahulu semangat hadir di majelis ilmu, namun saat ini sudah jarang datang, bahkan tidak datang" 
"Boleh jadi dulu saat baca quran sangat menikmati, diulang-ulang ayat yang berkesan bagi dia, tidak mau segera menutup quran. Tapi saat ini, ingin segera menutup nya, bahkan sangat berat ketika ingin membaca quran." 
"Ketahuilah.. Nikmat itu sudah di cabut oleh Allah."
Dan tercabutnya nikmat itu bisa jadi karena tidak mensyukurinya atau karena kau bermaksiat padaNya"

Kalimat yang disampaikan Ustadz sangat dalam, membuat kita berfikir ratusan kali, menilai diri sendiri dalam-dalam, mengorek-ngorek aib diri sendiri dahulu, mengingat-ngingat adakah nikmat-nikmat yang perlahan pergi. 

Berkata Ibnu Abi dunya rahimahullah,
"nikmat itu kita dapatkan dengan bersyukur pada Allah, dan syukur itu berkaitan dengan bertambahnya nikmat, dan dua hal ini selalu beriringan"

"Allah tidak akan memutus nikmat sampai hamba tersebut yang memutus rasa syukur pada Allah"
Ustadz Afifi hafizhahullahu

Pernah demikian?
Dulu pernah rajin sekarang tidak.
Dulu pernah punya hafalan quran, hadits, matan, sekarang tidak.
Dulu pernah rajin baca quran 1 hari 1 Juz, sekarang tidak.
Dulu pernah rajin sholat malam, sekarang tidak.
Dulu pernah rajin puasa, sekarang tidak.
Dulu pernah.... Sekarang tidak...

Mari mengambil cermin masing-masing, karena kemungkinannya ada 2.
1. Karena bermaksiat
2. Karena tidak menjaga nikmat dengan menysukurinya.

Jika memang demikian maka ketahuilah, 
Nikmat itu telah dicabut!
Dan suatu bencana ketika nikmat agama itu telah dicabut Allah. Segera bergegas memungut puing-puing nikmat yang tersisa, menjaganya dengan baik dan memeliharanya dalam hati. Agar kelak kita dimatikan dalam keadaan kita taat, bukan maksiat.
Barakallahu fiikum 



Faidah Kajian 
Bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud hafizhahullahu
Kitab Tadzkiyatun Nafs, karya dr Ahamad Farid hafizhahullahu.
14 Dzulhijjah 1440H
Masjid Pogung Raya tercinta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib