KALAU DI KAJIAN DAPAT MAKANAN/KITAB GRATIS SIAPA YANG LEBIH BERHAK?





x

"Amau tanya."
"iya ustadzah, apa?" jawab saya (takut), karena biasanya ketika beliau seperti ini artinya ada yang keliru.
"kalau di kajian dapat snack, yang lebih berhak dapat snack siapa?"


Saya paham maksudnya.

Beberapa diantara kita kadang ada yang terluput adab ini, bisa jadi saya termasuk di dalamnya.
Ada beberapa tempat kajian sunnah yang menyediakan snack di akhir kajian yang itu disalurkan dari belakang ke depan. Logikanya, yang menempati tempat duduk di depan adalah yang pertama datang, dan yang di belakang adalah yang terakhir datang. Begitulah adabnya seharusnya.

Kemudian yang terjadi ternyata snack-snack tersebut sampai di shaff paling depan dengan keadaan kosong tak bersisa. Bahkan ini sudah berkali-kali, kenapa? Karena jamaah paling belakang mengambil dahulu bahkan (maaf) ada yang membawa pulang.

Bukan dalam rangka seakan-akan,
"lah, masalah snack saja dibesarkan, dipermasalahkan", bukan demikian kawan.

Tapi lebih kepada menjaga adab, yang datang terakhir ya jatahnya terakhir. Sama halnya dengan kitab, seharusnya yang sudah mempraktikkan adab datang lebih awal dll lebih berhak atas hal tersebut.

Terlebih, ini menjaga hati kita kawan-kawan, kenapa? Jangan sampai ketika tau jika datang di bagian akhir akan dapat snack/kitab dahulu maka di hatinya akan muncul  fikiran seperti :
"ah aku nelat aja gapapa, malah dapat snack"

Astagfirullah, semoga Allah mengampuni dosa ana dan kawan-kawan jika pernah berfikir demikian.

Ada 2 kesalahan ketika kita seperti ini.
1. Menyengaja datang terlambat, terlambat tanpa udzur, berarti mengabaikan adab menuntut ilmu.
2. Berniat selain mencari ridho karena Allah, menghilangkan kebodohan diri dan berusaha mengamalkan serta mengajarkan ilmu yang didapat. Justru terbersit niat akan snack/kitab atau hal lain yang semisal.

Bagaimana seharusnya kita bertindak?
1. Mulai merubah niat kalau-kalau pernah terkotori niat kita karena dunia, dan memohon ampun pada Allah.
2. Jika snack/kitab datang dari arah belakang, maka disalurkan ke bagian depan terlebih dahulu, baru di geser ke belakang lagi.
"lah, 2x kerja rat, bolak balik itu piring",
bukan masalah 2x kerja kawan-kawan, kita ngaji tidak hanya belajar ilmu, tapi juga adab bukan?
InsyaAllah jika masih rezeki mau shaff di belakang jauh, akan tetap dapat bagian.
Caranya :
~ Jika dari shaff paling depan, maka mengambil jatah terlebih dahulu kemudian sisa yang masih ada digeser kebelakang. Terus demikian. Jadi tidak yang paling depan geser terus sampai habis.
~ Jika snack dari arah belakang maka diberikan instruksi geser dahulu sampai depan tercukupi seluruhnya. Karna terkadang banyak jamaah baru, saudari baru hijrah yang bisa jadi belum tau hal demikian. Jadi perlu kiranya pelajaran adab ini di sampaikan. 
3. Jika datang terlambat atau di shaff belakang, ya seharusnya lebih muhasabah diri, bahwa mereka yang datang jauh lebih awal, mereka yang lebih berhak atas "bonus" yang didapatkan saat kajian.
4. Kalau kitab, insyaAllah bisa cetak sendiri atau usaha cari sendiri misal tidak kebagian. 

InsyaAllah jika niat kita ngaji lillah, hati kita tidak akan cupet jika tidak kebagian gratisan. Jika kita ngaji lillah, insyaAllah Allah yang ganti dengan balasan yang jauh-jauh-jauh lebih baik dari sekadar snack/ kitab gratis.

Kawan, mari meluruskan niat lagi setiap berangkat kajian.
Kawan, mari mengamalkan adab-adab islam, ifthar.
Kawan, mari saling menasehati dalam kebaikan.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah taufikNya pada ana, dan antunna/antum.


===
Hasil ngobrol berfaidah dengan beliau guru-guru ana, Ustadzah Ummu Faathimah dan Ukh Fatimah hafizhumallahu tentang keresahan hati di majelis ilmu. 
*dulu tidak seperti ini loh adab para penuntut ilmu disini kata beliau. Hehe.



Jumat 27/9/19
@MPR Ummu Ukasyah.
Muraji : Ustadzah Ummu Faathimah hafizhahallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib