إني رزقت حبها  
ليس
  إني احبها
Karena aku diberi rezeki oleh Allah untuk mencintainya, bukan (sekadar) aku mencintainya.
Seri Kitab Adabul Khitbah wa Zifaf #4


Rasulullah bertanya pada Jabir radhiyallahu ‘anhu  siapa yang kau nikahi  ما تزوجت؟ . Kemudian Jabir radhiyallahu ‘anhu menjawab تزوجت ثيبا, aku menikahi janda. Maka Rasululah bersabda : مالك وااعذارى ولعا بها
Cara baca   لعا بها ada 2 macam :
1.      لُعا بها
Ketika dibaca لُ, maka maknanya adalah air liur. Hal ini isyarat bentuk bercumbu adalah menghisap lidah istri dan bibir istri (ingat istri yang sah, bukan pacar apalagi selingkuhan). Hal ini terjadi saat suami bermain-main, bermesraan dengan istri. Komentar Ibnu Hajar yang mengutip dari perkataan Imam al-Qurtubi tidaklah jauh dari kebenaran menafsirkan dengan arti di atas.
2.      لِعا بها
Ketika dibaca لِ, maka maknanya adalah main-main dan bercanda dengan istri.

Faidah menikahi gadis ada 3 :
1.    Wanita yang masih gadis umumnya akan sangat mecintai suami yang pertama kali dia nikahi, karena dia sudah terbiasa dengan suaminya, yang awalnya adalah orang asing baginya. Karena karakter umum gadis, adalah merasa nyaman dengan yang diakrabi pertama kali. Bisa jadi itu nyaman dengan rumahnya yang pertama, motor pertamanya, juga suami pertamanya.
Sedangkan janda, bisa jadi dia tidak senang dengan sebagian sifat suami yang sekarang hanya karena suami yang dulu tidak seperti itu.
2.    Lebih total mencintai
Seorang gadis yang terjaga hatinya, yang tidak pernah pacaran tentu akan lebih total mencintai suaminya ketimbang wanita yang sudah pernah menikah kemudian bercerai atau wanita yang sudah bolak-balik pacaran, tentu berbeda.
3.    Umumnya wanita tidaklah rindu kecuali pada laki-laki yang pertama ia cintai.
Maka tepatlah ketika ada syair yang menyatakan :
Betapa banyak rumah yang sudah diakrabi di seluruh muka bumi, namun cintanya tetap pada rumah pertamanya.

Imam Al-Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menjelaskan, dianjurkan menikahkan gadis dengan perjaka. Alasanya : karena jiwa manusia itu fitrahnya nyaman dengan yang pertama diakrabi.

~Kaki kita boleh saja melangkah keberbagai tujuan, mata kita bisa saja melihat keberbagai penjuru manusia, lisan kita bisa saja berucap ini dan itu, tapi jiwa kita itu dia akan senantiasa memilih mana yang sejiwa dengannya, karena jiwa itu connectnya dengan jiwa tidak bisa dipaksa.~

Namun hal ini tidak senantisa mengharuskan, mewajibkan menikahkan lajang dengan gadis, masih boleh menikahi janda. Buktinnya Rasulullah senantiasa mencintai ibunda Khadijah  radhiyallahu ‘anha  meski sudah ditinggal bertahun-tahun, tetap saja Khadijah radhiyallahu ‘anha adalah istri yang palng Beliau cintai, tetap saja Khadijah radhiyallahu ‘anha, satu-satunya yang membuat bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha secemburu itu. Padahal bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha tidak pernah melihat, tidak pernah bicaa, tidak berkomunikasi dengan bunda Khadijah radhiyallahu ‘anha. Bahkan dalam suatu riwayat ketika bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta agar tidak membicarakan Khadijah radhiyallahu ‘anha maka Rasul   menjawab :
إني رزقت حبها , “aku..diberi rezeki oleh Allah, untuk mencintainya.”, bukan Nabi   berkata   إني احبها aku mencintainya”.
Didalam kalimat itu, Nabi sebagai objeknya, maful biihi nya, dan pelaku pemberi rezeki adalah Allah, maka seakan-akan tidak diperlukan upaya apapun untuk membuat Nabi jatuh cinta dengan bunda Khadijah  radhiyallahu ‘anha, betapa memikatnya dan  betapa mempesonanya, bunda Khadijah  radhiyallahu ‘anha  
Karena bisa jadi cinta itu dipayakan, berusaha mencintai. Tapi cinta Nabi pada Khadijah radhiyallahu ‘anha tidak sesederhana itu, Nabi tidak melakukan apapun untuk bisa mencintai bunda Khadijah  radhiyallahu ‘anha, cinta itu muncul begitu saja.
Disini kita tahu, betapa luar biasanya bunda Khadijah  radhiyallahu ‘anha  , tindak tanduknya, akhlaqnya dan segala tindakannya membuat Nabi jatuh cinta dan tidak terlupa. Karena Khadijah  radhiyallahu ‘anha  adalah cinta pertama Nabi , yang tidak akan terlupa. Suami atau istripun demikian, yang pertama ia akan selalu terkenang, memiliki kenangan indah dengan yang pertama. Maka kaidah ini tidak berlaku untuk mereka yang sudah pacaran bolak-balik, cinta pertamanya bukan untuk suaminya.

Maka terus jagalah hatimu, agar ia hanya dimiliki oleh suamimu, karena kedudukan terbaik seorang wanita adalah menjadi istri yang diridhoi suami. Karena aku diberi rezeki oleh Allah untuk mencintaimu, bukan sekadar aku mencintaimu.
Barakallahu fii kunaa



Faidah Kajian Kitab Adabul Khitbah wa Zifaaf
Ustadz Aris Munandar hafizhahullahu
Mushola Al-Ikhlas Sendowo


Jumat
Pogung, 23 Rabiul Akhir 1441H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib