Nasihat Pernikahan Termanis




Gambaran suami istri yang ideal sudah disampaikan oleh Allah, yaitu relasi antara pakaian dan badan.

QS. Al-Baqoroh 187,
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.”
Sebagaimana hubungan baik antara pakaian dan badan, maka kita renungkan, demikianlah relasi yang baik antara suami dan istri, saling menjadi pakaian yang baik.

Ada beberapa poin tentang relasi antara pakaian dan badan :

1. Pakaian itu dekat dengan badan, tidak jauh.

Suami istri yang baik jangan LDR, bukan jadi pakaian, tapi jadi aset nantinya, satu di Jakarta, satu di Surabaya dll, sepertinya punya istri tapi seperti tidak punya istri. Namun yang dimaksud yaitu dekat secara fisik dan dekat secara hati.

Seperti nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Faathimah binti Qois radhiyallahu ‘anha.
Beliau berkata pada Fatimah,

أَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَلاَ يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتَقِهِ وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوكٌ لاَ مَالَ لَهُ انْكِحِى أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ ».فَكَرِهْتُهُ ثُمَّ قَالَ « انْكِحِى أُسَامَةَ ». فَنَكَحْتُهُ فَجَعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا وَاغْتَبَطْتُ بِهِ.

“Abu Jahm itu biasa bepergian jauh. Sedangkan Mu’awiyah itu miskin (tidak punya banyak harta). Nikahlah saja dengan Usamah bin Zaid.” Fatimah berkata, “Aku awalnya enggan.” Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengatakan, “Nikahlah dengan Usamah.” Akhirnya, aku memilih menikah dengan Usamah, lantas Allah mengaruniakan dengan pernikahan tersebut kebaikan. Aku pun berbahagia dengan pernikahan tersebut.[1]

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan Fathimah binti Qois untuk menikahi Usamah saja bukan Abu Jahm yang suka safar. Abu Jahm tidak pernah meletakkan tongkatnya (orang dulu kalau safar bawa tongkat untuk peralatan) artinya Abu Jahm suka safar, tidak pulang-pulang.
Maka diperhatikan kalau cari suami jangan yang terlalu suka  travelling.

Syarat hidup bahagia di dunia yaitu dekat dengan keluarga, tidak berpisah. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.”[2]

Maka 4 hal yg membuat orang bahagia yaitu:
1. Hati merasa aman
2. Ditengah keluarga tidak LDR
3. Badan sehat
4. Ada makanan pokok

Pasangan ideal : suami dekat dengan istrinya, tanda ada dekat di hati, itu ada rindu, maka suami itu senantiasa kangen istrinya, dan sebaliknya. Tanda rumah tangganya diambang bahaya itu kalau suami sudah tidak rindu dengan istrinya dan sebaliknya. Ketika masuk rumah sudah tidak betah, inilah rumah tangga yang pokoknya sudah hilang.

Kedekatan hati artinya ada keakraban, suami yang baik yang bisa ngobrol asik, renyah dengan istrinya dan sebaliknya.
Tapi, jika suami bisa ngobrol asik dengan teman-temannya tapi tidak bisa ngobrol asik dengan istri, maka ini bahaya.
Kalau suami asik WAnan daripada ngobrol dengan istri, maka ini tidak ada kedekatan hati, ini keadaan yang mengkhawatirkan.

Kaidah handphone : “mendekatkan yangg jauh, dan malah menjauhkan yang dekat” hiks.
Perlu ada kesepakatan bersama antara suami dan istri "tidak ada hp diantara kita" pada saat-saat tertentu.


2. Pakaian itu kebutuhan

Kita merasa butuh pakaian. Maka hendaklah demikian keadaan suami istri. Saling merasa membutuhkan. Merasa kurang jika tidak ada istri dan sebaliknya. Relasi hubungan suami istri itu baik jika saling ada kebutuhan. Sehingga terwujud keadaan saling membutuhkan. Maka akan ada tindakan saling melengkapi. Diantara merasa membutuhkan itu di berbagai macam hal, termasuk berkenaan di dalam hubungan biologis, harus keduanya saling merasa membutuhkan.

3. Pakaian itu sebagai pelindung

Melindungi dari panas, hujan dll, maka demikian suami istri menjadi pelindung satu sama lain, termasuk pelindung  yakni  melindungi dari kemaksiatan, termasuk kemaksiatan yang berhubungan dengan hal biologis.
Ifa'fu zaujah.

a. Termasuk cara melindungi satu sama lain yaitu istri berdandan untuk suami, dan suami memperbagus penampilan di depan istri.
Inilah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  lakukan saat hendak masuk rumah, beliau bersiwak, menghilangkan bau mulutnya karena ingin dekat-dekat dengan istri.
Sebagian Syaikh menjelaskan : kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat masuk rumah yaitu mencium istri.

Istri merasa gersang karena lama tidak dicium suami. Tentang nafkah biologis, maka ada pertanyaan.
Berapa kadar minimal nafkah biologis ?
Para ulama sudah membahas, berapa minimal suami memberi nafkah biologis, ada 3 pendapat.
1. 1x dalam 4 bulan
Inilah yang dilakuka Umar radhiyallahu ‘anhu untuk merotasi tentara /sukan islam yang ditugaskan diluar negeri, per 4 bulan,setelah 4 bulan tentara wajib ditarik balik ke Madinah, libur dulu ingat istri.
2.Menurut Ibnu Hazm rahimahullah 1x per bulan
3. Menurut Ibn taimiyyah rahimahullah, tidak ada minimal, tergantung kebutuhan. Ini yang lebih rojih.

b. Termasuk cara melindungi yaitu seorang suami melindungi istri dari orang jahat, kemudian dia meninggal, maka dia syahid. (Istri, bukan pacar)
Maka agar suami punya sifat pelindung bagi istri yaitu suami harus tidak dayuts.
Diantara sifat yang jelek yaitu suami yang jelek yaitu dayuts.
Haditsnya
ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْثَ
Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.”[3]
Adapun maksud الْدَّيُّوثُ (ad dayyuts) sebagaimana disebutkan dalam Al Mu’jam Al Wasith adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu. Yang dimaksud tidak punya rasa cemburu dari suami adalah membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mau mengingatkan.


c. Diantara perlindungan yang terbaik adalah melindungi dari api neraka.
QS. At-Tahrim : 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ 
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Kata Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
“Wahai para suami, ajari dan didiklah istri-istri- kalian.”

Inilah tugas terberat suami. Bukan masalah cari nasi, orang jawa istilahnya obah mamah. Laki-laki kalau mau gerak dia pasti bisa menafkahi. Bukan mencari nasi yang berat, tapi yang berat itu menjaga keluarga dari api neraka.
Maka kata kuncinya adalah tarbiyah, mendidik, dan tidak ada mendidik tanpa mengajar.

d. Fungsi melindungi yang lain yaitu dengan cara suami istri saling mengingatkan. Suami mulai belok maka diingatkan. Maka kita jumpai wanita sholihah saat pesan ke suaminya,
“Jangan pulang membawa harta haram, kami anak istrimu kuat manahan lapar, tapi tidak kuat menahan api neraka.”
Mengingat ada hadits yang isinya : daging yang tumbuh dari harta haram, maka nerakalah tempat nya.

Faktor utama banyak suami berubah, jadi koruptor dan lain sebagainya, yaitu ingin membahagiakan istri. Tapi karena tidak bisa memenuhi maka akhirnya dia korupsi.
Maka suami istri yang baik itu yang saling mengingatkan.

Mengingatkan untuk sholat malam, itulah pasangan yang mendapat rahmat Allah.
Istri yang baik bukan yang membiarkan suami saat sudah terdengar adzan dan masih asik sendiri. Tidak semua cerewet itu tercela. Ada cerewet yang bagus, terpuji dan berpahala yaitu, cerewet agar suami tidak masbuk, agar suami tidak telat sholat di masjid.
Teguran suami juga bisa berpahla ketika mengingatkan istri, jika istri lama tidak baca quran, dan sebaliknya.
Lebih barokah mushaf versi cetak, maka bacalah mushaf quranmu, bukan aplikasi.

4. Menutupi aib dan kejelekan.
Pakaian itu menutupi yang memakai, punya koreng, belang-belang dll tidak kelihatan saat ditutup pakaian. Maka demikian suami istri saling menutupi aib.
Maka hubungan suami istri yang tidak baik yaitu saat suami tidak ada, isti malah membongkar kejelekan suami dan sebalinya.
Isi medsos, status facebook istri isinya nyindir suami dan sebaliknya. Maka ini bukan keadaan yang semestinya.
Tutupi aib istrimu, karena aib istrimu adalah aibmu.
Jika Anda menyebarkan aib istri Anda, maka orang akan mengatakan Anda suami yang gagal, saat aib istri terbongkar.

Maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menilai istri Ismail ‘alaihissalam yang pertama buruk, karena menceritakan kekurangan ismail pada bapaknya, menceritakan kekurangan suami pada mertua adalah salah. Baca kisah lengkapnya di link ini :

Harusnya yang diceritakan adalah yang baik. Hal yang tidak perlu diceritakan adalah saat ada riak-riak dalam rumah tangga, saat ada gesekan dll, itu aib. Selesaikan di dalam. Keributan dalam rumah tangga itu akan selesai jika diselesaikan sendiri. Dan akan sulit selesai jika melibatkan pihak ketiga.
Karena ributnya suami istri itu seperti kakak-adek yang main, kemudian berantem. Orang lain melihat seakan-akan ngeri, padahal setengah jam setelah itu yang habis berantem malah ketawa-ketawa.

Maka sangat langka kisah Imam Ahmad, dengan  istrinya, Ummu Abdillah.
Setelah istrinya meninggal, beliau mengatakan bahwa "20 th berumah tangga tidak pernah berselisih meski hanya 1 kata." Dua-duanya manusia ngalahan, tidak mau konflik, beda dengan jaman sekarang, yang suami istri tidak ada yang mau mengalah. “Kalau di Pogung mimpi itu, 20 th tidak ada tengkar sama sekali Wkwkw.” Kata Ustadz.

Begitulah rumah tangga, kadang ada badai, tergantung nahkodanya, kalau pinter maka akan selamat.
Maka demikian, saat ada masalah jangan bilang pihak ke 3, nanti berkepanjangan. Padahal awalnya masalah sepele tapi karena dibawa ke luar, maka makin runyam amasalahnya. Padahal suami-istri itu jika pagi tengkar, biasanya saat malam sudah balik kumpul lagi. hehe

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan pada suami, jika kalian ribut pada istri, maka jangan terlalu keras, kasar, padahal malamnya kamu kumpuli.
Jadi masalah besar itu saat ada masalah di dalam rumah, malah diberitakan, diceritakan ke medsos lagi.




5. Kebanggaan
Pakaian yang bagus menjadi kebanggaan si pemakai. Maka seorang suami harusnya menjadi kebanggaan istri, dan membanggakan istri.
“Bagaimanakah saya itu bisa membanggakan istri saya.” Itu prinsipnya.
Berupaya agar istri mengatakan :
"laki-laki terbaik yaitu Ayahku dan suamiku" begitupula istri, dia harus bisa membuat suaminya bisa mengatakan bahwa “Wanita terbaik adalah ibuku, kemudian kamu, istriku.”
#ambyar....meleleh

6. Pelengkap kehidupan.
Bisa saja kita hidup tanpa pakaian tapi tidak ada bedanya dengan kucing, ayam, sapi dll wkwk. Manusia bisa saja hidup menjomblo tapi ya kurang lengkap.
Sekeren apapun laki-laki dengan pencapaian dunianya, kalau belum punya istri pasti masih ada yang kurang. Begitu pula wanita, mau seberhasil apapun menjadi wanita sukses, kalau belum menikah tetap saja ada yang kurang. Ketahuilah,
“Kedudukan paling mulia yaitu saat berkedudukan sebagai istri.”

Waktu baru betul-betul hidup saat punya istri.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, menikah itu separuh agama.
Sesholih apapun laki-laki kalau belum menikah itu nilainya 0,5. Wanitapun demikian. Maka manikah itu jalan menuju kesempurnaan hidup, mejadi 1, bukan 0,5 lagi.



7. Pakaian menyesuaikan dengan badan, kalau tidak sesuai, kalau dipaksa nanti pasti sobek. Pasti.
Begitulah rumah tangga harus mau menyesuaikan diri.
Pelajaranya yaitu adaptasi, adaptasi dengan kebiasaan berbeda, cara berfikir berbeda dll. Rumah tangga itu akan bahagia kalau suami istri itu hatinya bisa klik.
Suami bisa memahami istri,bisa menyesuaikan diri dan mengenali istri. Dan sebaliknya.

Maka kita dengar kalimat
“Selamat menempuh hidup baru.”
Itu betul, karena hidupnya setelah menikah pasti berubah. Kalau masih jomblo naik motor 70km/jam monggo, tapi kalau sudah bonceng istri, anak , 50km/jam itu sudah dicubiti itu dari belakang. wkwkwkw

Setelah menikah tidak bisa sebebas ketika masih bujang. Ada yang dipikirkan, ada makanan yang harus dihabiskan, ada masakan yang harus dihargai dll, maka tidak kaget suami 3 bulan setelah menikah langsung mengalami perkembangan tubuh melebar wkwkw.
Istri juga harus menyesuaikan diri dengan aturan-aturan suami,biasanya bisa keluar malam, sekarang sudah tidak bisa sebebas itu.
Maka, semangat mengenali pasanganmu, kalau ini cepat dilakukan maka akan segera mendapatkan kebahagiaan yang tidak terkira, dan merasakan nikmatnya menikah yang itu sangat indah.
#melting,mbleber mili



Tausyah Pernikahan Ustadz Hasim Ikhwanudin hafizhahullahu dan Mba Dwi hafizhahallah.
Oleh Ustadz Aris Munandar hafizhahullahu
Masjid Pogung Dalangan
Ahad, 18 Rabiul Akhir 1441H


Penulis :
Ratna A Arilia Y

Catatan kaki :
[1] (HR. Muslim no. 1480).
[2] (HR. Ibnu Majah, no: 4141, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 5918)
[3] (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib