Masjid Pogung Dalangan (MPD)

Serial Kisah tentang Jogja #2


Kali ini kita bahas masjid sejuta pesona di Pogung. Buat Mahasiswa masjid ini begitu bersejarah, entah karena menjadi tempat ia hijrah, tempat iktikaf, tempat ia memiliki teman-teman baru yang sevisi atau bahkan tempat ia menemukan belahan hati. Entahlah....masjid ini punya kisah sendiri-sendiri di hati setiap orang yang pernah singgah di sana.

Masjid ini selesai di renov belum lama, bangunan modern dengan warna cream-hijau jadi ciri khasnya. Masjid 3 lantai yang bersahaja, ramah terhadap akhwat bercadar.

Tahun 2020 alhamdulillah sudah terpasang AC buanyak banget, tahun lalu kami masih pakai kipas angin. Dispenser untuk isi ulang air minum tersedia. Karpet hijau empuk laksana kasur juga ada, meja lipat berjejer rapi siap menemani ngaji, hijab antara Ikhwan dan akhwat yang menutup seluruh akses mata, bacaan imam yang merdu lagi menyentuh jiwa, ifthar buka puasa yang selalu buat otot pipi tertarik ke atas, senyum penuh syukur.

MPD, kajian kampus takjilnya. Kajian dan dauroh yg banyak kita belajar di sana. Mulai kajian rutin Indonesia Bertauhid, Dauroh Indonesia Bertauhid, Dauroh Ma'had Ilmi, Kajian rutin muslimah tiap Kamis pagi, Kajian paling uwuwuwu di Kamis malam, belum lagi kajian baper serial "Siap Dipinang" entah siapa yg siap meminang dan dipinang tapi ini kajian pinky yang penuh ilmu bukan menye-menye.
Kajian kitab Sabtu malam bersama Ustad Yulian Purnama hafizhahullahu yang begitu buat hati berdecak malu. Kajian sirah Nabawiyyah bersama Ustadz Sulaiman Rasyid hafizhahullahu. Kajian tauhid bersama Ustadz Abu Umair dan Ustadz Rezki HR hafizhahumallahu. Kajian Fiqh Asmaul Husna bersama Ustadz Romlan hafizhahullahu.
Dan masih buanyak lagi kajian rutin yang terselenggara disini.

Sampai sini, jadi apa yang membuat MPD istimewa?Setiap orang punya jawabannya masing-masing. 

Bagi saya MPD istimewa karena menjadi tempat saya menemukan apa yang saya cari. Metode bergama yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin umatnya ittiba' padanya. Tanpa ditambah tanpa dikurangi syariat-syariatnya.  Kajian tentang kitab "Apa itu salafi?" Yg di ampu Ustadz Aris Munandar hafizhahullahu beberapa tahun lalu adalah kajian kitab pertama bagi saya dan sukses membuat saya menangisi diri sendiri. Kenapa? Karena saya dulu belum paham Bahasa Arab sama sekali, hanya jiping (ngaji kuping), sedang saya lihat beberapa akhwat sudah lancar mengikuti kajian kitab tersebut. Sejak saat itu saya bertekad mengejar ketertinggalan yang begitu jauh.
Dahulu kajian kitab Sabtu pagi hanya disini beberapa orang, shaff 1 pun belum penuh. Tapi saat ini wuihh. .lt 1 kadang tidak muat menampung jamaah. Hadza min Fadhli Rabbi.

Bagi saya MPD istimewa karena orang-orang di dalamnya.
Pak Sigit (bapak takmir) hafizhahullahu dan "bala tentara" beliau selalu mau direpoti jamaah, terutama jama'ah akhwat ketika ada apa-apa. Misal hijab belum terpasang semua di lt 2, makanan buka puasa kurang, air galon habis dll. Nama beliau yang sering di panggil ibu-ibu takmir. Moga Allah jaga seluruh takmir masjid di Pogung.

MPD istimewa karena orang-orang di dalamnya.
Ibu-ibu sepuh yang semangat ngajinya sangat keukeuh. Rajin menulis, bahkan paling semangat menanggapi Ustadz. Posisi ujung Utara dekat tangga, kursi putih, adalah singgasana ibu-ibu jamaah MPD. Beliau-beliau sangat menjaga kami (para akhwat), beliau-beliau yg menyiapkan nasi untuk buka puasa, memotong buah, menyiapkan kurma, menasehati kami kalo shaaf kurnag rapat.
"Mbak..agak maju mbak, biar yang baru datang muat."
seperti itu kira-kira kata Budhe, salah satu takmir ibu-ibu yang teman-teman insyaallah sudah pada tau beliau.

MPD istimewa karena orang-orang di dalamnya.
Anak-anak muda yang adab dan akhlaknya pernah membuat saya menitikan air mata. Belum kenal, tapi setelah kenal tetiba berasa seperti saudara. Saling berbagi makanan yang dimiliki. Melempar senyum satu sama lain. Berpelukan sebelum pulang kajian, saling berkisah sampai kadang takmir harus mematikan lampu tanda jamaah harus segera pulang. Berbagi buku, berbagi apa saja yang bisa dibagi. Terlalu indah rasanya.
Kamu pernah dapat buku dari MPD? 
Kamu pernah dapat kesan pada orang tertentu di MPD?

MPD istimewa karena kitab gratisnya. Kawan-kawan jika mau ingat-ingat lagi tiap Sabtu pagi biasanya ada kitab gratis. Belum lagi jika Ustadz Abduh Tuasikal hafizhahullahu sedang bagi-bagi buku gratis. Belum lagi kalau kajian malam, gorengan, snack, arem-arem atau bahkan gandos gratis melengkapi waktu belajar kita di sana.

Terakhir..bagi saya MPD paling istimewa karena program Ramadhan dan iktikafnya.
Dulu sebelum ada wabah corona, bisa saya jamin MPD penuh sesak sedari bada ashar. Mahasiswa tumpah ruah bukan untuk demo kok, tapi untuk ngaji. Mahasiswa yang diberikan taufik oleh Allah untuk menyisihkan waktu untuk belajar agama. Belajar dari dasar tentang tauhid. Mahasiswa UGM, UNY, UII, UPN, UMY, dan muasih banyak lagi semua tumpah ruah duduk manis mencatat kajian.
Ramadhan penuh kesan bagi mahasiswa, buka puasa gratis, banyak teman, dan jaminan tidak ikhtilat serta tidak ketinggalan sholat jamaah. Menyenangkan sungguh!

Ramadhan,
Mahasantri melantunkan ayat-ayat Qur'an dengan bacaan yang fasih, dengan tartil akibat mereka sudah dapat pelajaran tahsin di "Kampus Tahfidz". Lisan mereka ketika ramadhan basah akan dzikir, doa, ayat Al-Qur'an, dan buku bacaan agama. Seakan mereka ketika duduk di masjid seluruh keluh kesah dunia perkuliahan, skripsi belum kelar, dosen susah dicari, leptop ngadat dll terlupakan. Fokusnya untuk ibadah. Bahkan hp nya pun entah dimana, mereka jarang memegang hp ketika sudah duduk di masjid.
Meskipun mati lampu, tidak akan surut semangat ngaji mereka.

Mahasantri yang begitu besar rasa malunya. Akhwat penguasa sisi timur MPD sedangkan Ikhwan penguasa sisi barat MPD. Jalan masuk kami terbedakan, sehingga jika ada akhwat dari barat harus muter dulu lewat gang sempit. Saya sering namai gang tersebut "gang akhwat". Jalan tikus yg membentang dari Utara sisi barat masjid tembus timur masjid. Kenapa? Karena mahasantri Jogja besar rasa malunya. Hanya lewat pintu Ikhwan bagian barat itu hal yang tidak mau dilakukan, kecuali terpaksa.

Belum lagi urusan starter pack akhwat-ikhwan yang sangat kontras. Akhwat dengan segala pernak-perniknya. Bulpoin beberapa warna, pensil, stikynote, stabilo, meja lipat, buku unyu, kitab dll. Disebrang hijab Ikhwan hanya dengan 1 senjata andalan, satu buah bulpoin hitam. Sudah! Bukankah demikian? :) 

Sholat tarawih dan iktikaf.
Inilah momen paling dirindukan dari MPD. Imam sholat yang masih muda, bacaanya tidak terlalu pelan tidak terlalu cepat. Dokter, Arsitek, bahkan mahasiswa juga adalah imam-imam MPD. Tidak jarang suara sesenggukan para jamaah bersautan ketika imam bacakan ayat-ayat yang menyentuh. Shaff-shaff rapat, tumit ketemu tumit, mukena nya adalah jilbab, tanda sudah banyak akhwat yang paham masalah berbusana.

Ramadhan dan Iktikaf, ini adalah momen paling dirindukan.
10 hari berjuang bersama kawan-kawan, mengais sisa Ramadhan. Buka puasa berjajar hadap-hadapan, nasi bungkus, kurma dan teh anget. Tidur di karpet hijau, lantunan Qur'an tidak berhenti selama 24 jam non-stop. Anak-anak kecil yang sudah tau adab iktikaf. Menghabiskan malam untuk berduaan dengan mushaf, saling berbagi permen. Teh anget di malam yang dingin, ifthar muhsinin yang silih berganti datang.  Jadi rindu..

Iktikaf,
10 hari piket kamar mandi gantian, nge vacum cleaner-in gantian, jemur handuk di loteng, 10 hari tidur kruntel-kruntel sama kawan. Sahur 1 bungkus berdua atau 2 bungkus bertiga. Tidur jam 2 bangun jam 2.30 sholat malam bareng-bareng. Bantuin mbak takmir nyiapin sahur, bantu buangin sampah, sesekali di waktu malam istifadah pada senior-senior, mendengarkan mereka berkisah membuat saya makin semangat berbenah. Sesekali ngobrol dengan jamaah sepuh, mengambil keteladanan beliau-beliau.

Eits..jangan salah, jamaah sepuh kadang lebih kuat daripada mahasantri dalam hal Istiqomah.
Sungguh iktikaf adalah momen paling dirindukan.

MPD, kami rindu.
Setiap sudutmu adalah kisah, serpihan hati kami sepertinya ada yang tertinggal di sana. Ingin segera kembali duduk disana, menyimak setiap nasihat dari kitab yang di kaji ustadz.

Moga Allah segera angkat wabah ini.
MPD, terimakasih sudah membuat kami jatuh hati, menemani langkah hijrah kami, menyadarkan kami bahwa anak muda yang sesungguhnya adalah mereka yang hatinya tertambat di masjid, cinta pada masjid.
MDP terimakasih, telah mengingatkan bahwa betul, dari masjid kita bangkit, dari masjid kita melejit .


Barakallahu fiikum.
Pogung, 2 Ramadhan 1441H
Dari kami yang merindukanmu.
Ratna Arilia

Kolaborasi kebaikan @At-tadzkirah.blogspotcom x @heningwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram

https://www.instagram.com/attadzkirah.blogspotcom/
| Designed by Colorlib