NGAJI, MELEMBUTKAN HATI
Sebelum ngaji : jarang nangis, jarang mau mendengar nasihat orang, keras kepala dan kekeuh dengan pendapatnya sendiri. Jika dinasihati merasa dimarahi, disalah-salahkan, salah terus pokmen.
Padahal hakikat nasihat adalah menginginkan kebaikan, terlebih nasihat tentang agama. Tentu dengan cara yang hikmah, hanya berdua, dengan kalimat yang sopan.
Setelah ngaji : sering nangis, bahkan bisa nangis karena dinasehati kawan, merasa butuh dengan nasihat, senang jika ada yang mau menasehati, terlebih jika itu perkara agama dan akhirat.
Pernah demikian?
Alhamdulillah jika pernah, karena hati kita masih hidup, masih mau menerima kebenaran.
"Tapi sakit kadang menerima nasihat tuh"
Ya memang, karena itu proses penyembuhan untuk hati kita. Ketahuilah, orang yang mau menasehati kita adalah mereka yang peduli dengan kita, peduli dengan urusan akhirat kita, ingin berteman hingga surga, tidak hanya untuk tendensi dunia.
Diantara cara melembutkan hati yaitu :
Memperbanyak baca Alquran, memperbanyak dzikir mengingat Allah, berteman dengan kawan yang sholih, menyayangi anak kecil dan berdoa pada Allah.
Duduk ngaji di majelis ilmu, mendengar firman Allah dan hadits dibacakan, bertemu kawan yang sholih, mau mendengar nasihat Ustadz juga sudah termasuk cara melembutkan hati.
Tentang menerima nasihat, saya kutipkan artikel yang sangat menyentuh dari @khaalishah.ofc yang isinya begitu dalam dan mengena bagi saya pribadi, begini bunyinya :
SEKERAS ITUKAH HATIKU?
Pernahkah kita merasa bete ketika ada teman memberi kita nasihat?Pernahkah ketika teman memberikan nasihat kita malah mencari pembenaran (atas kesalahan diri)?Pernahkah kita sedikit naik darah ketika teman sudah menasihati baik-baik?Sekeras itukah hati kita?
Orang yang berhati keras tidak bisa memetik pelajaran dari nasehat-nasehat yang didengarnya, tidak bisa mengambil faedah dari ayat maupun peringatan-peringatan, tidak tertarik meskipun diberi motivasi dan dorongan, tidak merasa takut meskipun ditakut-takuti. Inilah salah satu bentuk hukuman terberat yang menimpa seorang hamba, yang mengakibatkan tidak ada petunjuk dan kebaikan yang disampaikan kepadanya kecuali justru memperburuk keadaannya. [1]
Saudara/i seimanku..
Terimalah nasihat walaupun itu menyakitkan
Terimalah nasihat walaupun sulit untuk melaksanakan
Terimalah nasihat walaupun kita semua tahu bahwa ikhlas adalah suatu yang berat
Terimalah nasihat dari siapapun yang berniat baikMeskipun itu dari adik kita
Meskipun itu murid kita
Meskipun itu anak-anak kita
Sadarlah bahwa kita ini sangat butuh nasihat
Dan bersyukurlah, masih ada orang yang menyayangi kita
Adz-Dzahabi rahimahullah berkata,
Tanda orang ikhlas itu adalah apabila diingatkan kesalahannya ia tidak merasa panas hatinya tidak juga ngeyel. Justru ia mengakui kesalahannya dan mendo’akannya, “Semoga Allah merahmati orang yg mengingatkan kesalahanku.” [2]
Maka senantiasa doakanlah orang yang masih menyayangi kita. Yaitu yang mau memberikan nasihat. Tak lupa juga, mari memohon kepada Allah dengan segala kerendahan hati agar Allah lembutkan hati kita.
Referensi:
https://muslim.or.id/24475-5-cara-melembutkan-hati.html
https://muslim.or.id/30954-nasehatmu-hisabmu.htmlhttp://www.dakwahsunnah.com/artikel/keluarga-muslim/464-sifat-buruk-manusia-tidak-mau-menerima-nasehat-malah-menyombongkan-diri
Catatan kaki :
[1] Lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225.
[2] Siyar Adz-Dzahabi, 13/439.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar