SABAR DAN SYUKUR DI
KALA MUSIBAH
Teruntuk anak kost, pernah merasa di
saat wabah seperti ini uang makin berkurang tapi pengeluaran makin banyak? pernah
merasa sendirian karena ditinggal kawan-kawan kost pulkam dan kamu tidak?
merasa sedih karena di PHK kerja? pingin ketemu orang untuk mencurahkan
uneg-uneg tapi harus #dirumahaja?
Coba searching, di luar sana jauh
lebih banyak orang harus berjuang keliling jual cilok, batagor, es cincau dll,
tapi jarang yang beli karena wabah. Banyak orang yang makan dua hari sekali,
mengandalkan pemberian orang, tidak punya rumah dan kebanyakan sudah sepuh (saya saksiskan di sepanjang jalan sekitar UGM-UNY).
Tidakkah kita bersyukur atas nikmat yang kita punya? Kita jauh lebih beruntung
bukan?
Pernah tiba-tiba dapat hadiah susu
ultrajaya, atau buah, atau coklat, atau indomi goreng telur, atau snack, atau
buku? Yang itu semua kita dapat ketika kita pengiiin banget, eh kawan kita
memberikan pada kita tanpa kita minta ataupun ngode. Pernah? Sering banget!
Ketahuilah, itu salah satu nikmat dari
Allah. Allah Ar-Razaq, melalui wasilah kawan kita, kita dapat rezeki. Contoh
ini, masih nikmat skala kecil, coba kita ingat-ingat lagi. Sampai hari ini, kita
masih diberi kesehatan, nikmat makanan dengan harga yang masih bisa dijangkau,
nikmat tidur siang, nikmat kuliah tanpa harus mandi, nikmat hemat pakaian nyuci
sepekan sekali, nikmat kuota gratis dari kampus, nikmat kajian online di
mana-mana, nikmat teman yang sholih, nikmat masih bisa nafas dengan gratis, dan
nikmat lain dari Allah yang kita tidak bisa hitung.
Allah berfirman :
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ
لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung
nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl : 18)
Di saat musibah seperti ini, kita
dituntut sabar yang ekstra. Ada hadiah yang sangat menjanjikan, hadiah yang
sangat besar bagi kita yang mau sabar dengan sabar yang baik. Allah berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar
itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (Az Zumar: 10)
Guru kita, Ustadz Aris Munandar hafidzahahullahu
saat kajian kitab Mulakhos (Kitab Nahwu) beberapa tahun lalu. Di halaman 54,
tentang Mubtada yang boleh dihapus jika khobar berupa masdar, yang masdar
tersebut menggantikan fi’il. Contohnya: perkataan Nabi Ya’kub alaihisalam صبر جميل. Sabar yang baik, yaitu sabar yang tidak diiringi keluah kesah
sedikitpun. MaasyaaAllah.
Dari guru kita juga Ustadz Ikrimah hafidzahahullahu
saat kajian Kitab Tauhid bab 49 Kufur Nikmat, beliau jelaskan, bahwa syukur itu
ada rukunnya. Rukun syukur nikmat ada 3 :
1. Meyakini nikmat itu berasal dari
Allah
2. Mengucapkan dengan lisannya, memuji
Allah atas nikmat tersebut.
3. Menggunakan nikmat tersebut untuk
hal yang diridhoi Allah
Jadi teman-teman, jika kita dapat
nikmat entah itu diberi kawan, atau hasil usaha sendiri, kita harus yakin
dulu, semua itu berasal dari Allah, kemudian mengucapkan Alhamdulillah, dan
menggunakan nikmat untuk hal yang Allah ridhoi. Misal dapat hadiah susu, roti,
dll bisa kita niatkan makan dan minum untuk menguatkan badan agar tidak ngantuk
saat kajian, saat belajar, atau kita gunakan untuk sahur. Tidak lupa jika itu
diberi orang lain, maka kita doakan orang tersebut.
Di saat musibah berat seperti
hari-hari ini, sabar dan syukur bernilai lebih besar, karena senyatanya saat
ini kita sedang ujian masal, ujian keimanan masal. Tidakkah kita bersyukur diselamatkan
Allah dari kekafiran. Dijadikan muslim, dimana semua urusan seorang muslim
sudah Allah beri aturan dan petunjuk.
Kita meninggal dimandikan, dikafani,
disholati, dikuburkan meskipun saat wabah yang sedemikian merata di bumi. Islam
adalah agama yang benar dan telah sempurna syariatnya. Coba tengok negara yang
penduduknya tidak beragama islam, banyak yang bunuh diri, pun korban meninggal
virus corona dimakamkan ala kadarnya.
Islam adalah nikmat terbesar bagi
kita, dan memiliki kawan rasa saudara sebagaimana islam mengajarkannya juga
nikmat yang tidak boleh dilupakan. Teruslah bersyukur di story WA berisi
nasihat, di kontak isinya teman-teman yang senantiasa mengajak pada surga,
mengingatkan ngerinya neraka, menyemangati kala sedih, menjenguk kala sakit,
perhatian dan peduli pada kita.
Untuk semua orang yang selalu baik
pada saya, selalu peduli pada urusan dunia lebih-lebih urusan akhirat saya,
yang mau menegur ketika saya salah, mau mendoakan saya, mau memberi hadiah
manis pada saya, terimakasih dan jazaakumullahu khayran, kalian adalah salah
satu nikmat yang saya sangat syukuri. Alhamdulillahilladzi bini’matihi
tathimush shaalihaat. Semoga kita juga berteman hingga kelak....di surga.
Aaaamiiin.
Barakallahu fikum
Murojaah oleh : Ustadzah Ummu Hanif hafidzhahallahu
15 Sya'ban 1441H
Pogung tercinta.
Ratna Arilia
@at-tadzkirah.blogspocom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar